Aksi Tolak WTPM dan Mahasiswa Inspirasiku

Jumat, April 29, 2016




Rokok, mendengarnya saja saya tidak terlalu suka apalagi melihat orang yang merokok didekat saya tanpa memikirkan orang disekitarnya. Saya tidak pernah melarang orang untuk merokok namun sangat disayangkan sekali jika orang tersebut merokok ditempat yang tidak seharusnya sehingga membuat orang lain menjadi perokok pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari Indonesia. Bahkan terkenal sampai mancanegara bahwa di Indonesia Balita bisa merokok (sungguh miris )

Bisa dilihat videonya pada link berikut : http://youtu.be/DiyWK3fzTpA

Ketika saya melihat video ini, saya menangis melihat balita tersebut namun lebih sakitnya hati lagi melihat bahwa Indonesia adalah negara yang “terlihat” tidak bisa merawat warga negaranya. Memang negara kita tergolong negara yang sedang berkembang namun adanya balita yang merokok menunjukkan bahwa betapa rendahnya pengetahuan kita tentang bahaya merokok sehingga membiarkan hal ini terjadi. 
Dari mana anak-anak tau tentang rokok ? rolemodel mereka adalah orang tua ! sekali lagi orang tua..
Dan lingkungan sekitarnya.
Temanku yang baik hatinya…
Anak mempelajari sesuatu dari orang tua mereka karena keluarga adalah tempat pertama bagi anak untuk belajar. Sehingga penting bagi setiap orang tua idealnya tidak merokok dihadapan si anak. Jika memang sudah mengetahui bahaya merokok setidaknya secara pelan-pelan berhenti untuk merokok. Dari cara pandang saya pribadi tidak ada untungnya dari merokok itu sendiri walaupun saya tau berdasarkan survey saya terhadap beberapa teman mengatakan bahwa merokok memiliki kenikmatan dan makna tersendiri.
Sayapun pernah memiliki pengalaman yang paling buruk sekalipun dengan seorang perokok. Sejak dulu saya adalah orang yang tidak suka dengan asap rokok SAMASEKALI !. 

jangan coba-coba merokok didekat saya karena itu akan dapat mengubah saya menjadi orang lain, tubuh saya yang tidak dapat mentoleransi asap rokok membuat saya sangat susah untuk hanya sekedar nongkrong-nongkrong ditempat gaul kekinian karena banyaknya remaja yang sedang merokok ditempat tersebut. Sehingga jangan heran jika walaupun saya tinggal di pulau yang surga wisata ini tidak tau tempat-tempat asik untuk nongkrong-nongkrong. 
Saya tidak menjauhi kalian para perokok tetapi saya tidak mau menjadi perokok pasif dan sayapun ingin kalian para perokok menyadari itu. Kalau saja asap rokok kalian telan sendiri, maka saya tidak mempermasalahkannya. Namun disini para perokok menghembuskan asap rokok dengan bangganya yang kadang membuat saya geram. Saya pernah diteriaki oleh om-om dan pernah juga dikatakan munafik dan sombong oleh laki-laki yang “sok keren” karena saya mencoba untuk dengan sopan mengatakan bahwa merokok ditempat itu adalah dilarang. Karena jelas-jelas terdapat keterangan tidak boleh merokok ditempat tersebut, namun hal tersebut diabaikan.

 “Revolusi Mental” sepertinya memang sangat diperlukan untuk memperbaiki karakter generasi. Saya mengalami hal ini tidak hanya sekali namun berkali-kali. Merokok adalah Hak mereka, memang tidak ada yang salah dengan itu, namun orang-orang seperti saya juga berhak untuk menghirup udara bersih tanpa polusi rokok. Tidak ada peraturan tegas yang menyebutkan rokok dilarang di Indonesia dan bahkan pernah bapak-bapak yang saya temui di salah satu rumah sakit pemerintah di Bali berkata bahwa Menteri Kesehatan kita di era SBY meninggal karena kanker paru padahal beliau tidak merokok ditambah pernyataan kakeknya merokok dari sejak jaman penjajahan Belanda sampai sekarang masih hidup. 

Well… bagaimana perasaan kalian apabila pernyataan tersebut dilontarkan seolah-olah menjadi bahan ejekan ? sakit hati ! pastinya.. namun saya memilih untuk diam. 
Bukan berarti status saya sebagai mahasiswa kesehatan yang membuat saya menjadi begitu peduli terhadap permasalahan kesehatan terutama yang disebabkan oleh rokok. Jauh sebelum menjadi mahasiswa saya adalah orang yang sangat peduli terhadap hal tersebut, banyaknya penelitian yang membuktikan bahwa merokok adalah penyebab dari beberapa penyakit. Penyakit yang paling popular adalah kanker paru. Membuat saya berfikir bahwa sungguh berbahaya jika kebiasaan ini masih terus berlanjut dari generasi ke generasi. 
Mari saya jelaskan sedikit sebenarnya cukai rokok yang katanya dapat membantu perekonomian negara ini terhadap kerugian dibidang kesehatan yang sebenarnya ditimbulkan adalah sebagai berikut. 
Cukai pada rokok adalah instrumen pemerintah yang memang digunakan untuk mengendalikan penggunaan produk yang mengandung zat adiktif ini yang membahayakan pengguna dan lingkungannya, sesuai dengan filsofi cukai itu sendiri. Cukai rokok itu sendiri tidak sesuai dengan biaya yang harus ditanggung negara. Pembayar cukai BUKAN industri rokok namun perokok itu sendirilah yang membayarnya. 

Tidak masuk akal jadinya jika cukai rokok dijadikan pemasukan negara, memeras uang dari kesehatan rakyat. Konsumsi rokok yang sebanyak 138 T dengan jumlah belanja rokok masyarakat 235,4 T ini menyebabkan masyarakat kehilangan 3 kali lipat produktifitasnya dengan biaya rawat jalan dan inap akibat penyakit rokok ini sebanyak 378,7 T dan 103 T untuk biaya konsumsi tembakau. Hal ini menunjukkan masyarakat kehilangan 5,3 T produktifitasnya (Badan LitBang Kemenkes RI, 2013).
Sekarang isu yang beredar dari sejak saya SD sampai sekarang adalah mengenai bagaimana nasib petani tembakau dan pekerja di industri rokok jika produksinya dihentikan. Well.. sekedar infromasi di Indonesia tembakau bukan komoditas utama sektor pertanian Indonesia. 

Produksi tembakau Indonesia hanya 4,6 % dari produksi dunia, petani tembakau rata-rata (1996-2013) hanya 1-2,6% dari total petani disektor pertanian (Kemenkes, 2015). Dan sedihnya lagi hal ini sudah nyata adanya namun FCTC belum juga diratifikasi, maka saya akui betapa kuatnya industri rokok dan kepentingan didalamnya sungguh membuat saya terpukau. 

Tembakau bukan produk utama sektor pertanian dan hanya 3 provinsi di seluruh Indonesia ( Jawa timur, NTB dan Jawa tengah) artinya hanya 9% dari seluruh provinsi yang memproduksi tembakau lebih dari 13,3% produksi nasional (Kemenkes, 2015). Jika tidak terdapat urgensi menyusun regulasi dalam skala nasional lalu kenapa terdapat fraksi di DPR RI berebutan mengusulkan RUU Pertembakauan sementara rakyat darurat dalam bidang pangan, pendidikan, dan kesehatan ? 
Tanyakan pada rumput yang bergoyang…
Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang diberlakukan di Bali secara efektif sekitar bulan Juni 2012 ini telah dapat membawa perubahan. Lega rasanya melihat perjuangan mahasiswa tidak sia-sia. Peraturan ini setidaknya secara perlahan dapat memperbaiki dan menyelamatkan generasi. 

Iklan-iklan rokok tidak lagi ditemukan, terdapat kawasan tanpa rokok yang diatur secara jelas dan adanya pojok-pojok khusus merokok bagi para perokok dan dilarang untuk setiap sekolah menerima sponsor dari indutri rokok. Bahkan di kampus saya mahasiswa tidak diperkenankan menerima bantuan beasiswa dari industri rokok. Perlahan tetapi pasti saya yakin kedepannya dapat benar-benar membersihkan Bali dari iklan-iklan rokok, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat demi generasi yang lebih baik. 

WTPM (World Tobacco Process and Machinery), pameran industri rokok yang bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Hal ini dapat dipahami karena Indonesia merupakan pasar potensial untuk produk rokok dan belum adanya peraturan pengendalian rokok itu sendiri. 
Pada tahun 2012 World Tobacco Asia yang berhasil diadakan di Jakarta dan banyak menuai protes sehingga membuat panitia pelaksana berjanji tidak akan melakukan kegiatan yang sama. Kemudian  tahun 2014  di Indonesia kembali muncul pameran indutri rokok bertajuk “Inter-tabac Asia” yang akan diselenggarakan di Bali. Namun berkat aksi para aktivis acara ini dibatalkan dan bahkan ketika akan dipindah ke Jakarta, Gubernur Jakarta, Ahok menolaknya dengan tegas. Tak berbeda dengan tahun ini, kembali Indonesia dijadikan target pemeran indutri rokok yaitu WTPM. Yang lebih mengagetkan lagi Ahok malah menyetujui adanya acara ini. 
Pameran tahun ini memuat tentang proses dan mesin produksi rokok yang jelas merupakan program besar yang ditujukan untuk meningkatkan produksi rokok di Indonesia. Hal ini dikhawatirkan memberikan pengaruh buruk pada Indonesia dari mulai peningkatan angka kesakitan akibat rokok dan dampak di bidang ekonomi berupa berkurangnya lapangan kerja bagi para buruh linting.

Sedikit informasi yang mungkin sebagian dari kita sudah memahaminya bahwa tembakau adalah penyebab exogenous yang tersering dalam pembentukan kanker pada manusia, sekitar 90 % kasus adalah kanker paru. Penyebab utamanya adalah merokok, tetapi orang yang merokok didalamnya tidak mengandung tobacco (mengunyah tobacco,dll) juga penyebab penting terjadinya kanker dimulut. Penggunaan produk tobacco tidak hanya merugikan pengguna saja, tetapi perokok pasif pun yang menghirup hasil asap rokok dapat menyebabkan kanker paru. Merokok, secara global, menyebabkan lebih dari 5 juta orang meninggal, kebanyakan dari mereka karena penyakit jantung dan pembuluh darah, karena kanker, dan karena penyakit respirasi yang kronis, yang mengakibatkan lebih dari 35 juta orang meninggal setiap tahunnya.

Merokok adalah penyebab paling sering kematian manusia yang dapat dihindari. 80 % populasi dari perokok pasif hidup pada umur 70, tetapi hanya 50 % perokok aktif hidup pada umur yang sama.
Kandungan bahan kimia yang berbahaya di rokok tembakau sangatlah banyak. Tembakau mengandung 2000 - 4000 substansi, lebih dari 60 diantaranya diidentifikasi sebagai carcinogen (substansi yang dapat menyebabkan pembentukan kanker di jaringan)  berikut  adalah kandungan yang menyebabkan luka pada tubuh kita :
Tar = carcinogenesis
Polycyclic aromatic hydrocarbons = carcinogenesis
Nicotine  = Dapat menyebabkan tumor
Phenol = Dapat menyebabkan tumor
Benzopyrene = Carcinogenesis
Carbon Monoxide = dapat menyebabkan gangguan transport oksigen di tubuh
Nitrosamine = carcinogenesis

Kandungan di rokok mempunyai efek langsung pada mukosa trakeobronkial, memproduksi inflamasi dan meningkatnya produksi mukus (pada kasus bronkitis)

Jadi mau sampai kapan kita biarkan orang disekitar kita menderita karena rokok maupun “perokok aktif” ?

Sumber : Kumar, V., & Robbins, S. L. 1. (2007). Robbins basic pathology (8th ed.). Philadelphia, PA: Saunders/Elsevier. 

Pameran rokok Internasional WTPM sudah berakhir. Isu pembubaran di tempat oleh mahasiswa seperti gelembung sabun yang pecah. WTPM tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, yaitu 27-28 April 2016. Banyak orang yang menuduh WTPM akan menghancurkan masa depan bangsa Indonesia. Saya adalah orang yang sampai sekarang termasuk di dalam barisan para penuduh itu. Namun, tanpa kita sadari, bisa jadi adanya WTPM juga dapat menjadi lompatan besar bagi kemajuan bangsa kelak. 

Pertama, WTPM telah menyatukan kita semua. Kita tahu bahwa persatuan merupakan salah satu kunci pembangunan bangsa. Mahasiswa dari Sabang sampai Merauke yang tergabung dalam Aliansi BEM Seluruh Indonesia, mahasiswa dari aliansi antar kampus ilmu kesehatan antar senat Kesmas, Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan dan bisa jadi elemen lain yang belum disebut turut terlibat dalam dua tagar gerakan #TolakWTPM dan #KamiBukanAsbak. Jarang ditemui isu yang bisa menyatukan elemen antar kampus dalam skala nasional seperti ini. Sebelumnya tidak banyak mahasiswa non-kesehatan juga turut berjuang mati-matian dan bersedia bersilangan tangan bersama membentuk border kokoh demi isu kesehatan. 

WTPM ini juga secara nyata menunjukkan arti solidaritas gerakan mahasiswa Indonesia. Sangat banyak kampus di luar Jabodetabek, bahkan di luar Jawa, juga menjalankan kajian, penuansaan tanpa henti dan aksi nyata sebagai dukungan moral bagi mahasiswa yang berjuang langsung di Kemayoran kemarin. Bahkan di kampus FKM UI sendiri, WTPM telah berhasil mewujudkan peningkatan partisipasi mahasiswa. Kajian bersama dilakukan oleh banyak Lembaga Kemahasiswaan dan ratusan mahasiswa rela untuk turun aksi untuk satu tujuan. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh! 

Kedua, WTPM telah menunjukkan jalan yang terang untuk melindungi generasi emas Indonesia 2045. Aksi dua hari terakhir telah membuktikan selama masih ada mahasiswa, tidak akan ada tempat yang aman bagi Industri asing atau siapapun yang terlibat di dalam pasar rokoknya, untuk menjalankan misinya di tanah air ini. Event organizer pameran sudah dibuat pusing dan kesal. Namun lebih jauh, WTPM telah membuka mata kita dan membuat kita tahu sasaran tembak advokasi kita selanjutnya. Pameran rokok Internasional tahun ini dan bahkan tahun depan hanyalah symptom and sign. 

Akar masalahnya ada pada rendahnya komitmen pemerintah dalam melindungi rakyatnya dan mengendalikan rokok yang dituang dalam regulasi-regulasi dan pengawasan yang ada. Nawacita nomor satu Presiden yang berbunyi “Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa…” seakan merupakan komitmen kosong belaka dengan munculnya Permenperin Nomor 63 Tahun 2015 tentang Peta Jalan (Roadmap) Produksi Industri Hasil Tembakau Tahun 2015-2020. Kegigihan DPR dalam melindungi generasi muda pun dipertanyakan setelah pembahasan RUU Pertembakauan dilanjutkan kembali. Ini semakin memperkuat hipotesa kita bahwa Ibu Pertiwi sedang menangis karena harga dirinya diinjak asing dan generasi mudanya semakin terancam oleh permainan Industri Rokok! 

Ketiga, WTPM telah membuktikan bahwa gerakan mahasiswa masih diperhitungkan secara serius. Ini dibuktikan dengan reaksi berlebihan aparat kepada mahasiswa. Banyaknya polisi yang diturunkan bahkan intel-intel yang menyamar membuat kita semua sadar kepada siapa aparat berpihak. Spanduk dibalas tameng besi. Teriakan dibalas hantaman. 

Ketulusan dibalas penangkapan. Kedamaian menjadi kericuhan. Penganiayaan terhadap mahasiswa bahkan kepada mahasiswa yang sedang sholat dan perempuan yang sedang duduk seperti zaman Orde Baru itu masih ada dan nyata! Kesedihan akan teman-teman mahasiswa yang terluka dihajar Polisi menyebar ke seantero negeri. Cahaya optimisme akan bangkitnya gerakan mahasiswa ke depan bersinar amat terang. Bola salju akan terus bergulir untuk isu-isu lainnya dan akan kembali mempersatukan seluruh mahasiswa Indonesia. 

WTPM telah membuat kita semua berhasil belajar mengenai nilai perjuangan. Mahasiswa masih dan akan tetap menjadi harapan rakyat. WTPM menyatukan rasa cinta kita terhadap rakyat Indonesia baik generasi mudanya yang terancam paparan asap rokok, buruh-buruh linting yang akan tergantikan oleh mesin, dan harga diri bangsa sudah yang terinjak asing karena rela menjadi asbak dunia.

Kita menjadi sadar bahwa ternyata 350 orang tidak cukup banyak untuk melakukan sebuah aksi. Bersatunya aliansi-aliansi mahasiswa mungkin masih belum cukup. Solidaritas kita masih terus perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Kreativitas dan inovasi gerakan perlu terus dikembangkan. Demi kemajuan bangsa, tolong izinkan kami menyampaikan sebuah pesan damai dan hangat kepada pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia: Selamat datang kembali di era pergerakan mahasiswa! 
(Fauzan Budi Prasetya, Ketua BEM IM FKM UI 2016)
Dear Pejuang Tobacco Control,

Hari ini kalian telah menjadi bukti bahwa gerakan mahasiswa bukan hanya sekedar aksi sosial media atau seminar saja. Hari ini kalian telah membuktikan, bahwa perlawanan terhadap ketidakadilan tetap bergema di udara.


Lagu-lagu perjuangan kembali di dengungkan, jaket almamater mulai menyatu dgn debu jalanan dan keringat perjuangan, tidak hanya sekedar digunakan di ruangan2 ber AC. Ratusan mahasiswa kesehatan hari ini berkumpul untuk menolak WTPM (World Tobacco Processing & Machinery) di JiExpo Kemayoran. Kampus-Kampus bersatu, UI (BEM Fakultas Rumpun Ilmu Kesehatan & BEM UI), URINDO, UMJ, UNHAS, YARSI, UIN, dengan total masa lebih dari 300 orang.

Alasannya sederhana, sudah terlalu lama Indonesia terjajah oleh Industri Rokok, menjadi pasar Rokok terbesar di Dunia karena lemahnya regulasi dari pemerintah. Karena political will yg belum kuat utk menolak peningkatan pemakaian rokok, Indonesia digunakan sbg tempat untuk berkumpulnya para pabrik rokok untuk melihat teknologi dan proses terbaru.

Para Pejuang Tembakau tadi masuk ke ruangan pameran dan membentangkan spanduk Tolak WTPM, di luar Hall ratusan mahasiswa berteriak, menyuarakan penolakan dan pembubaran pameran tersebut.

Ada beberapa yg dipukul, beberapa di tangkap, ada yg cidera, berdarah karena oknum-oknum berseragam yg dibayar mahal. Jangan khawatir, jangan gundah wahai pejuang, tetap berjalan dengan kepala tegak, katakan bahwa genderang perang mulai ditabuh, perjuangan yg sebenarnya akan dimulai. Saatnya bergerak cerdas, cepat, dan strategis, ini adalah momen kebangkitan. Rapatkan barisan, eratkan genggaman tangan, dan teriakkan suara mahasiswa dengan lantang.

Mari bangun wahai singa-singa yg masih tertidur. Saat ini adalah jaman kalian, saya percaya kalian adalah orang-orang terbaik. (Mn Fitra, Ketua BEM FKM UI 2013)
 


Perjuangan yg sungguh luar biasa! Tak akan habis dan berhenti di hari ini. Perjuangan masih akan berlanjut. Mohon doanya kawan :")

Read more:
>> http://www.tc-ismkmi.org/2016/04/27/aksi-penolakan-pameran-rokok-di-ji-expo-bentrok-tolak-wtpm/
>> http://m.suara.com/foto/2016/04/27/150243/aksi-ricuh-tolak-wtpm
>> http://m.portalkbr.com/nasional/04-2016/polisi_pukuli_mahasiswa_penolak_pameran_industri_rokok_di_jiexpo/80696.html
>> http://m.nasional.rimanews.com/peristiwa/read/20160427/276970/Aksi-Penolakan-Pameran-Rokok-di-JI-EXPO-Bentrok

"Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan, di sana bersemayam kemerdekaan, apabila engkau memaksa diam, aku siapkan untukmu pemberontakan!!! (Sajak Suara)

 

-Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI)-
Tentang WTPM dan kekaguman saya kepada wahai kamu para aktivis kampus !
Maaf kawan aku menolak WTPM, Gerakan Lawan Industri Rokok ! #SuaraTanpaRokok


Hidup Mahasiswa...
Hidup Rakyat Indonesia...

 

  

You Might Also Like

0 Comments

Paling Banyak Dibaca

Subscribe