Aksi Tolak WTPM dan Mahasiswa Inspirasiku
Jumat, April 29, 2016
Rokok,
mendengarnya saja saya tidak terlalu suka apalagi melihat orang yang merokok
didekat saya tanpa memikirkan orang disekitarnya. Saya tidak pernah melarang
orang untuk merokok namun sangat disayangkan sekali jika orang tersebut merokok
ditempat yang tidak seharusnya sehingga membuat orang lain menjadi perokok
pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari Indonesia. Bahkan terkenal sampai
mancanegara bahwa di Indonesia Balita bisa merokok (sungguh miris )
Bisa
dilihat videonya pada link berikut : http://youtu.be/DiyWK3fzTpA
Ketika
saya melihat video ini, saya menangis melihat balita tersebut namun lebih sakitnya hati lagi melihat bahwa Indonesia adalah
negara yang “terlihat” tidak bisa merawat warga negaranya. Memang negara kita
tergolong negara yang sedang berkembang namun adanya balita yang merokok
menunjukkan bahwa betapa rendahnya pengetahuan kita tentang bahaya merokok
sehingga membiarkan hal ini terjadi.
Dari
mana anak-anak tau tentang rokok ? rolemodel
mereka adalah orang tua ! sekali lagi orang tua..
Dan
lingkungan sekitarnya.
Temanku
yang baik hatinya…
Anak
mempelajari sesuatu dari orang tua mereka karena keluarga adalah tempat pertama
bagi anak untuk belajar. Sehingga penting bagi setiap orang tua idealnya tidak
merokok dihadapan si anak. Jika memang sudah mengetahui bahaya merokok
setidaknya secara pelan-pelan berhenti untuk merokok. Dari cara pandang saya
pribadi tidak ada untungnya dari merokok itu sendiri walaupun saya tau
berdasarkan survey saya terhadap beberapa teman mengatakan bahwa merokok
memiliki kenikmatan dan makna tersendiri.
Sayapun
pernah memiliki pengalaman yang paling buruk sekalipun dengan seorang perokok. Sejak
dulu saya adalah orang yang tidak suka dengan asap rokok SAMASEKALI !.
jangan coba-coba merokok didekat saya karena itu akan dapat mengubah saya menjadi orang lain, tubuh saya yang tidak dapat mentoleransi asap rokok membuat saya sangat susah untuk hanya sekedar nongkrong-nongkrong ditempat gaul kekinian karena banyaknya remaja yang sedang merokok ditempat tersebut. Sehingga jangan heran jika walaupun saya tinggal di pulau yang surga wisata ini tidak tau tempat-tempat asik untuk nongkrong-nongkrong.
jangan coba-coba merokok didekat saya karena itu akan dapat mengubah saya menjadi orang lain, tubuh saya yang tidak dapat mentoleransi asap rokok membuat saya sangat susah untuk hanya sekedar nongkrong-nongkrong ditempat gaul kekinian karena banyaknya remaja yang sedang merokok ditempat tersebut. Sehingga jangan heran jika walaupun saya tinggal di pulau yang surga wisata ini tidak tau tempat-tempat asik untuk nongkrong-nongkrong.
Saya
tidak menjauhi kalian para perokok tetapi saya tidak mau menjadi perokok pasif
dan sayapun ingin kalian para perokok menyadari itu. Kalau saja asap rokok
kalian telan sendiri, maka saya tidak mempermasalahkannya. Namun disini para
perokok menghembuskan asap rokok dengan bangganya yang kadang membuat saya
geram. Saya pernah diteriaki oleh om-om dan pernah juga dikatakan munafik dan
sombong oleh laki-laki yang “sok keren” karena saya mencoba untuk dengan sopan
mengatakan bahwa merokok ditempat itu adalah dilarang. Karena jelas-jelas
terdapat keterangan tidak boleh merokok ditempat tersebut, namun hal tersebut
diabaikan.
“Revolusi Mental” sepertinya memang sangat diperlukan untuk memperbaiki karakter generasi. Saya mengalami hal ini tidak hanya sekali namun berkali-kali. Merokok adalah Hak mereka, memang tidak ada yang salah dengan itu, namun orang-orang seperti saya juga berhak untuk menghirup udara bersih tanpa polusi rokok. Tidak ada peraturan tegas yang menyebutkan rokok dilarang di Indonesia dan bahkan pernah bapak-bapak yang saya temui di salah satu rumah sakit pemerintah di Bali berkata bahwa Menteri Kesehatan kita di era SBY meninggal karena kanker paru padahal beliau tidak merokok ditambah pernyataan kakeknya merokok dari sejak jaman penjajahan Belanda sampai sekarang masih hidup.
Well… bagaimana perasaan kalian apabila pernyataan tersebut dilontarkan seolah-olah menjadi bahan ejekan ? sakit hati ! pastinya.. namun saya memilih untuk diam.
“Revolusi Mental” sepertinya memang sangat diperlukan untuk memperbaiki karakter generasi. Saya mengalami hal ini tidak hanya sekali namun berkali-kali. Merokok adalah Hak mereka, memang tidak ada yang salah dengan itu, namun orang-orang seperti saya juga berhak untuk menghirup udara bersih tanpa polusi rokok. Tidak ada peraturan tegas yang menyebutkan rokok dilarang di Indonesia dan bahkan pernah bapak-bapak yang saya temui di salah satu rumah sakit pemerintah di Bali berkata bahwa Menteri Kesehatan kita di era SBY meninggal karena kanker paru padahal beliau tidak merokok ditambah pernyataan kakeknya merokok dari sejak jaman penjajahan Belanda sampai sekarang masih hidup.
Well… bagaimana perasaan kalian apabila pernyataan tersebut dilontarkan seolah-olah menjadi bahan ejekan ? sakit hati ! pastinya.. namun saya memilih untuk diam.
Bukan
berarti status saya sebagai mahasiswa kesehatan yang membuat saya menjadi
begitu peduli terhadap permasalahan kesehatan terutama yang disebabkan oleh
rokok. Jauh sebelum menjadi mahasiswa saya adalah orang yang sangat peduli
terhadap hal tersebut, banyaknya penelitian yang membuktikan bahwa merokok adalah
penyebab dari beberapa penyakit. Penyakit yang paling popular adalah kanker
paru. Membuat saya berfikir bahwa sungguh berbahaya jika kebiasaan ini masih
terus berlanjut dari generasi ke generasi.
Mari
saya jelaskan sedikit sebenarnya cukai rokok yang katanya dapat membantu perekonomian
negara ini terhadap kerugian dibidang kesehatan yang sebenarnya ditimbulkan
adalah sebagai berikut.
Cukai
pada rokok adalah instrumen pemerintah yang memang digunakan untuk
mengendalikan penggunaan produk yang mengandung zat adiktif ini yang
membahayakan pengguna dan lingkungannya, sesuai dengan filsofi cukai itu
sendiri. Cukai rokok itu sendiri tidak sesuai dengan biaya yang harus
ditanggung negara. Pembayar cukai BUKAN industri rokok namun perokok itu
sendirilah yang membayarnya.
Tidak masuk akal jadinya jika cukai rokok dijadikan pemasukan negara, memeras uang dari kesehatan rakyat. Konsumsi rokok yang sebanyak 138 T dengan jumlah belanja rokok masyarakat 235,4 T ini menyebabkan masyarakat kehilangan 3 kali lipat produktifitasnya dengan biaya rawat jalan dan inap akibat penyakit rokok ini sebanyak 378,7 T dan 103 T untuk biaya konsumsi tembakau. Hal ini menunjukkan masyarakat kehilangan 5,3 T produktifitasnya (Badan LitBang Kemenkes RI, 2013).
Tidak masuk akal jadinya jika cukai rokok dijadikan pemasukan negara, memeras uang dari kesehatan rakyat. Konsumsi rokok yang sebanyak 138 T dengan jumlah belanja rokok masyarakat 235,4 T ini menyebabkan masyarakat kehilangan 3 kali lipat produktifitasnya dengan biaya rawat jalan dan inap akibat penyakit rokok ini sebanyak 378,7 T dan 103 T untuk biaya konsumsi tembakau. Hal ini menunjukkan masyarakat kehilangan 5,3 T produktifitasnya (Badan LitBang Kemenkes RI, 2013).
Sekarang
isu yang beredar dari sejak saya SD sampai sekarang adalah mengenai bagaimana
nasib petani tembakau dan pekerja di industri rokok jika produksinya
dihentikan. Well.. sekedar infromasi di Indonesia tembakau bukan komoditas
utama sektor pertanian Indonesia.
Produksi tembakau Indonesia hanya 4,6 % dari produksi dunia, petani tembakau rata-rata (1996-2013) hanya 1-2,6% dari total petani disektor pertanian (Kemenkes, 2015). Dan sedihnya lagi hal ini sudah nyata adanya namun FCTC belum juga diratifikasi, maka saya akui betapa kuatnya industri rokok dan kepentingan didalamnya sungguh membuat saya terpukau.
Tembakau bukan produk utama sektor pertanian dan hanya 3 provinsi di seluruh Indonesia ( Jawa timur, NTB dan Jawa tengah) artinya hanya 9% dari seluruh provinsi yang memproduksi tembakau lebih dari 13,3% produksi nasional (Kemenkes, 2015). Jika tidak terdapat urgensi menyusun regulasi dalam skala nasional lalu kenapa terdapat fraksi di DPR RI berebutan mengusulkan RUU Pertembakauan sementara rakyat darurat dalam bidang pangan, pendidikan, dan kesehatan ?
Produksi tembakau Indonesia hanya 4,6 % dari produksi dunia, petani tembakau rata-rata (1996-2013) hanya 1-2,6% dari total petani disektor pertanian (Kemenkes, 2015). Dan sedihnya lagi hal ini sudah nyata adanya namun FCTC belum juga diratifikasi, maka saya akui betapa kuatnya industri rokok dan kepentingan didalamnya sungguh membuat saya terpukau.
Tembakau bukan produk utama sektor pertanian dan hanya 3 provinsi di seluruh Indonesia ( Jawa timur, NTB dan Jawa tengah) artinya hanya 9% dari seluruh provinsi yang memproduksi tembakau lebih dari 13,3% produksi nasional (Kemenkes, 2015). Jika tidak terdapat urgensi menyusun regulasi dalam skala nasional lalu kenapa terdapat fraksi di DPR RI berebutan mengusulkan RUU Pertembakauan sementara rakyat darurat dalam bidang pangan, pendidikan, dan kesehatan ?
Tanyakan
pada rumput yang bergoyang…
Peraturan
Daerah Nomor 10 tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang diberlakukan
di Bali secara efektif sekitar bulan Juni 2012 ini telah dapat membawa
perubahan. Lega rasanya melihat perjuangan mahasiswa tidak sia-sia. Peraturan ini
setidaknya secara perlahan dapat memperbaiki dan menyelamatkan generasi.
Iklan-iklan rokok tidak lagi ditemukan, terdapat kawasan tanpa rokok yang diatur secara jelas dan adanya pojok-pojok khusus merokok bagi para perokok dan dilarang untuk setiap sekolah menerima sponsor dari indutri rokok. Bahkan di kampus saya mahasiswa tidak diperkenankan menerima bantuan beasiswa dari industri rokok. Perlahan tetapi pasti saya yakin kedepannya dapat benar-benar membersihkan Bali dari iklan-iklan rokok, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat demi generasi yang lebih baik.
Iklan-iklan rokok tidak lagi ditemukan, terdapat kawasan tanpa rokok yang diatur secara jelas dan adanya pojok-pojok khusus merokok bagi para perokok dan dilarang untuk setiap sekolah menerima sponsor dari indutri rokok. Bahkan di kampus saya mahasiswa tidak diperkenankan menerima bantuan beasiswa dari industri rokok. Perlahan tetapi pasti saya yakin kedepannya dapat benar-benar membersihkan Bali dari iklan-iklan rokok, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat demi generasi yang lebih baik.
WTPM
(World Tobacco Process and Machinery), pameran industri rokok yang bukan
pertama kali terjadi di Indonesia. Hal ini dapat dipahami karena Indonesia
merupakan pasar potensial untuk produk rokok dan belum adanya peraturan
pengendalian rokok itu sendiri.
Pada tahun 2012 World Tobacco Asia yang
berhasil diadakan di Jakarta dan banyak menuai protes sehingga membuat panitia
pelaksana berjanji tidak akan melakukan kegiatan yang sama. Kemudian
tahun 2014 di Indonesia kembali muncul pameran indutri rokok
bertajuk “Inter-tabac Asia” yang akan diselenggarakan di Bali. Namun berkat
aksi para aktivis acara ini dibatalkan dan bahkan ketika akan dipindah ke
Jakarta, Gubernur Jakarta, Ahok menolaknya dengan tegas. Tak berbeda dengan
tahun ini, kembali Indonesia dijadikan target pemeran indutri rokok yaitu WTPM.
Yang lebih mengagetkan lagi Ahok malah menyetujui adanya acara ini.
Pameran tahun ini memuat tentang proses
dan mesin produksi rokok yang jelas merupakan program besar yang ditujukan untuk
meningkatkan produksi rokok di Indonesia. Hal ini dikhawatirkan memberikan
pengaruh buruk pada Indonesia dari mulai peningkatan angka kesakitan akibat
rokok dan dampak di bidang ekonomi berupa berkurangnya lapangan kerja bagi para
buruh linting.
Sedikit informasi yang mungkin sebagian dari kita sudah memahaminya bahwa tembakau adalah penyebab exogenous yang tersering dalam pembentukan kanker pada manusia, sekitar 90 % kasus adalah kanker paru. Penyebab utamanya adalah merokok, tetapi orang yang merokok didalamnya tidak mengandung tobacco (mengunyah tobacco,dll) juga penyebab penting terjadinya kanker dimulut. Penggunaan produk tobacco tidak hanya merugikan pengguna saja, tetapi perokok pasif pun yang menghirup hasil asap rokok dapat menyebabkan kanker paru. Merokok, secara global, menyebabkan lebih dari 5 juta orang meninggal, kebanyakan dari mereka karena penyakit jantung dan pembuluh darah, karena kanker, dan karena penyakit respirasi yang kronis, yang mengakibatkan lebih dari 35 juta orang meninggal setiap tahunnya.
Merokok adalah penyebab paling sering
kematian manusia yang dapat dihindari. 80 % populasi dari perokok pasif hidup
pada umur 70, tetapi hanya 50 % perokok aktif hidup pada umur yang sama.
Kandungan bahan kimia yang berbahaya di
rokok tembakau sangatlah banyak. Tembakau mengandung 2000 - 4000 substansi,
lebih dari 60 diantaranya diidentifikasi sebagai carcinogen (substansi yang
dapat menyebabkan pembentukan kanker di jaringan) berikut adalah
kandungan yang menyebabkan luka pada tubuh kita :
Tar = carcinogenesis
Polycyclic aromatic hydrocarbons =
carcinogenesis
Nicotine = Dapat menyebabkan
tumor
Phenol = Dapat menyebabkan tumor
Benzopyrene = Carcinogenesis
Carbon Monoxide = dapat menyebabkan
gangguan transport oksigen di tubuh
Nitrosamine = carcinogenesis
Kandungan di rokok mempunyai efek
langsung pada mukosa trakeobronkial, memproduksi inflamasi dan meningkatnya
produksi mukus (pada kasus bronkitis)
Jadi mau sampai kapan kita biarkan
orang disekitar kita menderita karena rokok maupun “perokok aktif” ?
Sumber
: Kumar, V., & Robbins, S. L. 1. (2007). Robbins basic pathology (8th ed.).
Philadelphia, PA: Saunders/Elsevier.
Pameran rokok Internasional WTPM sudah
berakhir. Isu pembubaran di tempat oleh mahasiswa seperti gelembung sabun yang
pecah. WTPM tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, yaitu 27-28
April 2016. Banyak orang yang menuduh WTPM akan menghancurkan masa depan bangsa
Indonesia. Saya adalah orang yang sampai sekarang termasuk di dalam barisan
para penuduh itu. Namun, tanpa kita sadari, bisa jadi adanya WTPM juga dapat
menjadi lompatan besar bagi kemajuan bangsa kelak.
Pertama, WTPM telah menyatukan kita semua.
Kita tahu bahwa persatuan merupakan salah satu kunci pembangunan bangsa.
Mahasiswa dari Sabang sampai Merauke yang tergabung dalam Aliansi BEM Seluruh
Indonesia, mahasiswa dari aliansi antar kampus ilmu kesehatan antar senat
Kesmas, Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan dan bisa jadi elemen lain yang
belum disebut turut terlibat dalam dua tagar gerakan #TolakWTPM dan
#KamiBukanAsbak. Jarang ditemui isu yang bisa menyatukan elemen antar kampus
dalam skala nasional seperti ini. Sebelumnya tidak banyak mahasiswa
non-kesehatan juga turut berjuang mati-matian dan bersedia bersilangan tangan
bersama membentuk border kokoh demi isu kesehatan.
WTPM ini juga secara nyata menunjukkan arti solidaritas gerakan mahasiswa Indonesia. Sangat banyak kampus di luar Jabodetabek, bahkan di luar Jawa, juga menjalankan kajian, penuansaan tanpa henti dan aksi nyata sebagai dukungan moral bagi mahasiswa yang berjuang langsung di Kemayoran kemarin. Bahkan di kampus FKM UI sendiri, WTPM telah berhasil mewujudkan peningkatan partisipasi mahasiswa. Kajian bersama dilakukan oleh banyak Lembaga Kemahasiswaan dan ratusan mahasiswa rela untuk turun aksi untuk satu tujuan. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh!
WTPM ini juga secara nyata menunjukkan arti solidaritas gerakan mahasiswa Indonesia. Sangat banyak kampus di luar Jabodetabek, bahkan di luar Jawa, juga menjalankan kajian, penuansaan tanpa henti dan aksi nyata sebagai dukungan moral bagi mahasiswa yang berjuang langsung di Kemayoran kemarin. Bahkan di kampus FKM UI sendiri, WTPM telah berhasil mewujudkan peningkatan partisipasi mahasiswa. Kajian bersama dilakukan oleh banyak Lembaga Kemahasiswaan dan ratusan mahasiswa rela untuk turun aksi untuk satu tujuan. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh!
Kedua, WTPM telah menunjukkan jalan
yang terang untuk melindungi generasi emas Indonesia 2045. Aksi dua hari
terakhir telah membuktikan selama masih ada mahasiswa, tidak akan ada tempat
yang aman bagi Industri asing atau siapapun yang terlibat di dalam pasar
rokoknya, untuk menjalankan misinya di tanah air ini. Event organizer pameran
sudah dibuat pusing dan kesal. Namun lebih jauh, WTPM telah membuka mata kita
dan membuat kita tahu sasaran tembak advokasi kita selanjutnya. Pameran rokok
Internasional tahun ini dan bahkan tahun depan hanyalah symptom and sign.
Akar masalahnya ada pada rendahnya komitmen pemerintah dalam melindungi rakyatnya dan mengendalikan rokok yang dituang dalam regulasi-regulasi dan pengawasan yang ada. Nawacita nomor satu Presiden yang berbunyi “Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa…” seakan merupakan komitmen kosong belaka dengan munculnya Permenperin Nomor 63 Tahun 2015 tentang Peta Jalan (Roadmap) Produksi Industri Hasil Tembakau Tahun 2015-2020. Kegigihan DPR dalam melindungi generasi muda pun dipertanyakan setelah pembahasan RUU Pertembakauan dilanjutkan kembali. Ini semakin memperkuat hipotesa kita bahwa Ibu Pertiwi sedang menangis karena harga dirinya diinjak asing dan generasi mudanya semakin terancam oleh permainan Industri Rokok!
Akar masalahnya ada pada rendahnya komitmen pemerintah dalam melindungi rakyatnya dan mengendalikan rokok yang dituang dalam regulasi-regulasi dan pengawasan yang ada. Nawacita nomor satu Presiden yang berbunyi “Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa…” seakan merupakan komitmen kosong belaka dengan munculnya Permenperin Nomor 63 Tahun 2015 tentang Peta Jalan (Roadmap) Produksi Industri Hasil Tembakau Tahun 2015-2020. Kegigihan DPR dalam melindungi generasi muda pun dipertanyakan setelah pembahasan RUU Pertembakauan dilanjutkan kembali. Ini semakin memperkuat hipotesa kita bahwa Ibu Pertiwi sedang menangis karena harga dirinya diinjak asing dan generasi mudanya semakin terancam oleh permainan Industri Rokok!
Ketiga, WTPM telah membuktikan bahwa
gerakan mahasiswa masih diperhitungkan secara serius. Ini dibuktikan dengan
reaksi berlebihan aparat kepada mahasiswa. Banyaknya polisi yang diturunkan
bahkan intel-intel yang menyamar membuat kita semua sadar kepada siapa aparat
berpihak. Spanduk dibalas tameng besi. Teriakan dibalas hantaman.
Ketulusan dibalas penangkapan. Kedamaian menjadi kericuhan. Penganiayaan terhadap mahasiswa bahkan kepada mahasiswa yang sedang sholat dan perempuan yang sedang duduk seperti zaman Orde Baru itu masih ada dan nyata! Kesedihan akan teman-teman mahasiswa yang terluka dihajar Polisi menyebar ke seantero negeri. Cahaya optimisme akan bangkitnya gerakan mahasiswa ke depan bersinar amat terang. Bola salju akan terus bergulir untuk isu-isu lainnya dan akan kembali mempersatukan seluruh mahasiswa Indonesia.
Ketulusan dibalas penangkapan. Kedamaian menjadi kericuhan. Penganiayaan terhadap mahasiswa bahkan kepada mahasiswa yang sedang sholat dan perempuan yang sedang duduk seperti zaman Orde Baru itu masih ada dan nyata! Kesedihan akan teman-teman mahasiswa yang terluka dihajar Polisi menyebar ke seantero negeri. Cahaya optimisme akan bangkitnya gerakan mahasiswa ke depan bersinar amat terang. Bola salju akan terus bergulir untuk isu-isu lainnya dan akan kembali mempersatukan seluruh mahasiswa Indonesia.
WTPM telah membuat kita semua berhasil
belajar mengenai nilai perjuangan. Mahasiswa masih dan akan tetap menjadi
harapan rakyat. WTPM menyatukan rasa cinta kita terhadap rakyat Indonesia baik
generasi mudanya yang terancam paparan asap rokok, buruh-buruh linting yang
akan tergantikan oleh mesin, dan harga diri bangsa sudah yang terinjak asing
karena rela menjadi asbak dunia.
Kita menjadi sadar bahwa ternyata 350 orang tidak cukup banyak untuk melakukan sebuah aksi. Bersatunya aliansi-aliansi mahasiswa mungkin masih belum cukup. Solidaritas kita masih terus perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Kreativitas dan inovasi gerakan perlu terus dikembangkan. Demi kemajuan bangsa, tolong izinkan kami menyampaikan sebuah pesan damai dan hangat kepada pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia: Selamat datang kembali di era pergerakan mahasiswa!
(Fauzan Budi Prasetya, Ketua
BEM IM FKM UI 2016)
Kita menjadi sadar bahwa ternyata 350 orang tidak cukup banyak untuk melakukan sebuah aksi. Bersatunya aliansi-aliansi mahasiswa mungkin masih belum cukup. Solidaritas kita masih terus perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Kreativitas dan inovasi gerakan perlu terus dikembangkan. Demi kemajuan bangsa, tolong izinkan kami menyampaikan sebuah pesan damai dan hangat kepada pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia: Selamat datang kembali di era pergerakan mahasiswa!
Dear Pejuang Tobacco Control,
Hari ini kalian telah menjadi bukti
bahwa gerakan mahasiswa bukan hanya sekedar aksi sosial media atau seminar
saja. Hari ini kalian telah membuktikan, bahwa perlawanan terhadap
ketidakadilan tetap bergema di udara.
Lagu-lagu perjuangan kembali di
dengungkan, jaket almamater mulai menyatu dgn debu jalanan dan keringat
perjuangan, tidak hanya sekedar digunakan di ruangan2 ber AC. Ratusan mahasiswa
kesehatan hari ini berkumpul untuk menolak WTPM (World Tobacco Processing &
Machinery) di JiExpo Kemayoran. Kampus-Kampus bersatu, UI (BEM Fakultas Rumpun
Ilmu Kesehatan & BEM UI), URINDO, UMJ, UNHAS, YARSI, UIN, dengan total masa
lebih dari 300 orang.
Alasannya sederhana, sudah terlalu lama Indonesia terjajah oleh Industri Rokok, menjadi pasar Rokok terbesar di Dunia karena lemahnya regulasi dari pemerintah. Karena political will yg belum kuat utk menolak peningkatan pemakaian rokok, Indonesia digunakan sbg tempat untuk berkumpulnya para pabrik rokok untuk melihat teknologi dan proses terbaru.
Alasannya sederhana, sudah terlalu lama Indonesia terjajah oleh Industri Rokok, menjadi pasar Rokok terbesar di Dunia karena lemahnya regulasi dari pemerintah. Karena political will yg belum kuat utk menolak peningkatan pemakaian rokok, Indonesia digunakan sbg tempat untuk berkumpulnya para pabrik rokok untuk melihat teknologi dan proses terbaru.
Para Pejuang Tembakau tadi masuk ke
ruangan pameran dan membentangkan spanduk Tolak WTPM, di luar Hall ratusan
mahasiswa berteriak, menyuarakan penolakan dan pembubaran pameran tersebut.
Ada beberapa yg dipukul, beberapa di
tangkap, ada yg cidera, berdarah karena oknum-oknum berseragam yg dibayar
mahal. Jangan khawatir, jangan gundah wahai pejuang, tetap berjalan dengan
kepala tegak, katakan bahwa genderang perang mulai ditabuh, perjuangan yg
sebenarnya akan dimulai. Saatnya bergerak cerdas, cepat, dan strategis, ini
adalah momen kebangkitan. Rapatkan barisan, eratkan genggaman tangan, dan
teriakkan suara mahasiswa dengan lantang.
Mari bangun wahai singa-singa yg masih
tertidur. Saat ini adalah jaman kalian, saya percaya kalian adalah orang-orang
terbaik. (Mn Fitra, Ketua BEM FKM UI 2013)
Perjuangan
yg sungguh luar biasa! Tak akan habis dan berhenti di hari ini. Perjuangan
masih akan berlanjut. Mohon doanya kawan :")
Read more:
>> http://www.tc-ismkmi.org/2016/04/27/aksi-penolakan-pameran-rokok-di-ji-expo-bentrok-tolak-wtpm/
>> http://m.suara.com/foto/2016/04/27/150243/aksi-ricuh-tolak-wtpm
>> http://m.portalkbr.com/nasional/04-2016/polisi_pukuli_mahasiswa_penolak_pameran_industri_rokok_di_jiexpo/80696.html
>> http://m.nasional.rimanews.com/peristiwa/read/20160427/276970/Aksi-Penolakan-Pameran-Rokok-di-JI-EXPO-Bentrok
"Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan, di sana bersemayam kemerdekaan, apabila engkau memaksa diam, aku siapkan untukmu pemberontakan!!! (Sajak Suara)
-Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI)-
Read more:
>> http://www.tc-ismkmi.org/2016/04/27/aksi-penolakan-pameran-rokok-di-ji-expo-bentrok-tolak-wtpm/
>> http://m.suara.com/foto/2016/04/27/150243/aksi-ricuh-tolak-wtpm
>> http://m.portalkbr.com/nasional/04-2016/polisi_pukuli_mahasiswa_penolak_pameran_industri_rokok_di_jiexpo/80696.html
>> http://m.nasional.rimanews.com/peristiwa/read/20160427/276970/Aksi-Penolakan-Pameran-Rokok-di-JI-EXPO-Bentrok
"Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan, di sana bersemayam kemerdekaan, apabila engkau memaksa diam, aku siapkan untukmu pemberontakan!!! (Sajak Suara)
-Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI)-
Tentang
WTPM dan kekaguman saya kepada wahai kamu para aktivis kampus !
Maaf kawan aku menolak WTPM, Gerakan Lawan Industri Rokok ! #SuaraTanpaRokok
Hidup Mahasiswa...
Hidup Rakyat Indonesia...
0 Comments