Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) & Kapal Pemuda Nusantara (KPN) 2016
Senin, April 25, 2016
Pagi ketika pesan singkat mengenai informasi Pertukaran
Pemuda Antar Negara dan Kapal Muda Nusantara masuk di WhatsApp hpku dan akupun
langsung membuka websitenya dan memahami persyaratan untuk menjadi salah satu
kandidat yang akan mewakili Bali.
Sebenarnya aku sudah mengetahui tentang program ini sejak
duduk di bangku SMA. Namun sepertinya kesempatan itu berani untuk aku ambil
tahun ini. Aku mengikuti perkembangan program ini setiap tahunnya. Untuk mendapatkan
informasi lebih lengkap dan pengalaman para alumninya yang tergabung dalam
PCMI( Purna Caraka Muda Indonesia) Bali. Roadshow diadakan diberbagai Universitas
Negeri dan Swasta di Bali.
Setelah mendapatkan cukup informasi, akhirnya aku mempersiapkan semua perlengkapan Administrasinya dan mengumpulkannya ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali. Teriknya sinar matahari tidak menghalangiku untuk segera membawa berkasnya walaupun memang padatnya jadwal kuliah membuatku terus menunda pengumpulan berkas.
Setelah mendapatkan cukup informasi, akhirnya aku mempersiapkan semua perlengkapan Administrasinya dan mengumpulkannya ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali. Teriknya sinar matahari tidak menghalangiku untuk segera membawa berkasnya walaupun memang padatnya jadwal kuliah membuatku terus menunda pengumpulan berkas.
Persyaratan Administrasinya
adalah sebagai berikut.
Persyaratan Umum
1. Berkewarganegaraan Indonesia dan
memiliki KTP Bali
2. Pemuda/ Pemudi berusia 18 – 30
tahun
3. Belum pernah menikah
4. Berperilaku baik dan tidak
merokok
5. Sehat jasmani rohani, dibuktikan
dengan Surat Keterangan Sehat dari dokter RSUD setempat
6. Pendidikan minimal SMA/
sederajat
7. Anggota/ pengurus aktif
organisasi pemuda/ pramuka/ BEM/ MPM/ SMF/ HMJ/ MENWA/ Sekaa Teruna Teruni
Banjar atau organisasi yang dibuktikan dengan surat rekomendasi
8. Menguasai salah satu kesenian/
kebudayaan Bali (menari, menabuh, bernyanyi, dll)
9. Mempunyai wawasan kebangsaan dan
cinta tanah air serta berpengetahuan yang luas tentang isu nasional dan
internasional
10. Belum pernah mengikuti Program
Pertukaran Pemuda Antar Negara sebelumnya
11.
Mampu berkomunikasi aktif, efektif, mahir, dan bijaksana dalam menggunakan
media sosial seperti email, facebook, blog, dll.(PCMI Bali)
Setelah seleksi Administrasi diumumkan. Aku masuk kedalam daftar calon kandidat yang akan mengikuti seleksi tahap selanjutnya yaitu wawancara. Wawancara PPAN dan KPN sedikit berbeda. Kebetulan program yang tersedia adalah PPAN dengan negara tujuan PPIT (Pertukaran Pemuda Indonesia-Thiongkok) dengan kuota 1 orang perempuan, PPIA (Pertukaran Pemuda Indonesia-Australia) dengan kuota 1 orang laki-laki, PPIM (Pertukaran Pemuda Indonesia-Malaysia) dengan kuota 1 orang laki-laki, SSEYAP dengan kuota 1 orang laki-laki dan PPIKor (Pertukarang Pemuda Indonesia-Korea) dengan kuota 1 orang perempuan. Sedangkan program KPN dengan kuota 3 Orang ( 1 Perempuan dan 2 orang laki-laki).
Pada saat sesi wawancara PPAN terdapat 5 pos yang harus
dilalui sedangkan KPN 5 pos dan 1 pos tambahan tentang Kebaharian. Pos-pos
tersebut adalah pos Seni dan Budaya, Agama dan Pariwisata, Pengabdian
masyarakat, Bahasa Inggris dan Psikologi.
Setiap orang dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu 9
kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Sedangkan untuk
masing-masing pos setiap peserta memiliki pasangan dari program yang berbeda. Setiap
pos berhak untuk menggali informasi dari peserta selama 8 menit sehingga 1
orang memiliki kesempatan untuk berbicara selama 4 menit lamanya. Setiap pos
terdiri dari 3-8 orang pewawancara namun tidak semua dari mereka memberikan
pertanyaan.
Pada saat itu aku mendapat kelompok 4 sehingga giliran masuk
kedalam ruangan adalah kloter keempat. Setelah jam makan siang yang membuat aku
merasa gugup menanti giliran diwawancarai. Pasanganku yang berasal dari program
PPIKor mengundurkan diri sehingga aku tidak ada pasangan. Otomatis disetiap pos
aku diwawancarai selama 8 menit. Sungguh merasakan hal yang berbeda dengan
tekanan yang berbeda pula. Setiap pewawancara memiliki kepribadian yang berbeda
pula dan pastinya membuat suasana hati kita sebagai kandidat menjadi tidak
menentu. But Just be my best self.
Aku berusaha melalui setiap pos dengan maksimal dan menunjukkan potensi diriku.
Aku berusaha melalui setiap pos dengan maksimal dan menunjukkan potensi diriku.
Berikut sedikit cerita tentang beberapa pertanyaan yang
dilontarkan panitia seleksi wawancara disetiap posnya yang aku lalui.
Pos Seni dan Budaya
Di pos ini aku diwawancara oleh 3 orang, 2 orang dari Dinas
Kebudayaan dan 1 orang alumni PPAN. Mereka menggali informasi mengenai
perkembangan Budaya Bali dan beberapa potensi daerah asal yaitu Gianyar. Tentunya
potensi Budaya dan perkembangannya dari zaman ke zaman. Selain itu mereka juga
menanyakan mengenai kesibukan aku sehari-hari dan alasan mengapa memilih PPIT
serta sejauh mana aku mengetahui Thiongkok. Yaa.. aku menjatuhkan pilihan
kepada program PPIT. Terakhir aku mempraktekan satu jenis Tarian Bali yang aku
kuasai.
Pos Agama dan
Pariwisata Bali
Jujur pos ini adalah pos yang paling mengesankan kenapa
karena disini aku merasa betapa sempitnya pengetahuanku tentang Agama Hindu dan
Pariwisata Bali. Di pos ini terdapat 4 orang pewawancara. 1 orang dari Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga, 1 orang dosen UNHI, 1 orang dari Dinas Pariwisata dan 1
orang alumni PPAN.
Pengetahuanku digali sedemikian rupa mengenai Agama Hindu, Kunjungan Pariwisata dan Destinasi Wisata yang potensial di Bali serta perkembangannya. Serta hubungan program yang aku ikuti pengaruhnya terhadap pariwisata Bali. Mereka juga menanyakan tentang keterkaitan bidang ilmu yang kutekuni dengan pariwisata di Bali. Semua pertanyaan aku jawab seadanya karena jujur memang pengetahuanku tentang Agama dan Pariwisata Bali sangat kurang. Perlu belajar lebih banyak lagi untuk memahami keanekaragaman Budaya dan Pariwisata serta Agama Hindu di Bali.
Pengetahuanku digali sedemikian rupa mengenai Agama Hindu, Kunjungan Pariwisata dan Destinasi Wisata yang potensial di Bali serta perkembangannya. Serta hubungan program yang aku ikuti pengaruhnya terhadap pariwisata Bali. Mereka juga menanyakan tentang keterkaitan bidang ilmu yang kutekuni dengan pariwisata di Bali. Semua pertanyaan aku jawab seadanya karena jujur memang pengetahuanku tentang Agama dan Pariwisata Bali sangat kurang. Perlu belajar lebih banyak lagi untuk memahami keanekaragaman Budaya dan Pariwisata serta Agama Hindu di Bali.
Pos Pengabdian
Masyarakat
Seperti namanya pos pengabdian. Terdapat 4 orang
pewawancara, 3 orang alumni PPAN dan 1 Orang dari Kedinasan. Disini aku ditanya
tentang kontribusi yang telah aku lakukan selama ini kepada masyarakat. Satu pertanyaan
berantai. Aku menjawab apa adanya sesuai dnegan kegiatan-kegiatan yang aku
lakukan entah itu kegiatan pengabdian di kampus dan diluar kampus. Aku ceritakan
dengan antusias sampai waktu 8 menit terasa belum cukup.
Pos Bahasa Inggris
Sebenarnya setiap
pos kandidat PPAN diwajibkan untuk menggunakan Bahasa inggris kecuali peserta
meminta untuk menggunakan Bahasa pengantar Bahasa Indonesia maka diizinkan. Di
pos Bahasa Inggris aku lebih banyak bercerita tentang alasan mengapa mengikuti
program PPIT, kegiatan sehari-hari, pandangan tentang manfaat dan kegiatan yang
akan aku lakukan selepas program dan lebih kepada bercerita santai mengenai
isu-isu terkini. Sepertinya pos ini yang paling aku sukai. Pos yang
pewawancaranya semua dari alumni PPAN dan terjadi interaksi satu sama lain.
Pos Psikologi
Dipos terkahir ini terdapat 4 orang pewawancara yang terdiri
dari alumni PPAN namun aku tidak tau persis apakah mereka memiliki latar
belakang pendidikan dibidang psikologi. Namun setelah aku duduk di hadapan 4
orang ini memang terasa berbeda. Aku ditanya tentang isu-isu terkini, mengenai
pandanganku tentang LGBT dan beberapa aktivitas kerohanian. Memang di tahap ini
yang diuji adalah ketahanan dan bagaimana kita berinteraksi dengan orang. Aku tetap
berpikir positif dan mencoba menjawab sesuai dengan pandangan dan
pengetahuanku.
Setelah keluar dari rungan dan melewati setiap pos aku
merasa sangat lega. Walaupun merasa bahwa setiap pos aku lalui dengan maksimal
namun tetap terdapat rasa pesimis karena tidak semua pertanyaan dari
pewawancara dapat aku jawab karena keterbatasanku.
Karena terdapat 9 kelompok aku dan semua peserta menunggu
diluar ruangan sampai malam hari sampai pada pengumuman 5 besar masing-masing
program menuju ketahap seleksi selanjutnya. Puji Tuhan aku bersyukur dengan
rasa ketidakpercayaan diri namaku disebutkan sebagai salah satu kandidat yang
masuk 5 besar program PPIT dan mengikuti seleksi tahap selanjutnya minggu depan
selama 2 hari.
Sangat bersyukur, senang dan juga khawatir. Ini adalah kali
pertama aku mengikuti program PPAN dan berkesempatan untuk masuk 5 besar
disandingkan dengan 4 kandidat lain yang tidak asing lagi. Mereka yang
berprestasi dan memiliki potensi diri yang sama-sama berkualitas dibidangnya.
Menjadi 5 besar awalnya memang
tidak percaya, melihat peserta yang lolos ke tahap administrasi merupakan
orang-orang yang sudah pernah mendaftar ditahun sebelumnya dan memiliki
pengalaman yang mumpuni dibidang kebudayaan. Namun kesempatan diberikan kepadaku
dan aku berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk tahap selanjutnya.
Bersama Teman-Teman Baru :) |
Karantina Selama Dua
Hari.
Pada tahap seleksi ini, terdapat beberapa tahapannya yaitu
sebagai berikut.
Hari Pertama :
Pembekalan Materi
Pembekalan materi ini diisi oleh kepala Dinas Kebudayaan,
Dosen Agama Hindu dan Dinas Pariwisata Bali yang memiliki keahlian dan
pengalaman luar biasa dibidang masing-masing. Pembekalan dari pagi sampai sore
hari dengan materi yang “JUJUR” tidak pernah aku dapatkan di dunia perkuliahan.
Menarik, dikemas dengan sedemikian rupa sehingga waktu berlalu begitu cepat
dengan menambahnya wawasanku disetiap bidang. Serasa kuliah umum gratis dengan
materi yang penuh dengan nuansa Kebudayaan Bali. Tidak ada kata yang dapat
mendiskripsikan betapa senang dan bersyukurnya aku menjadi bagian dari 5 orang
kandidat yang mendapatkan pembekalan materi ini. aku yakin pengalaman ini tidak
akan aku dapatkan apabila aku tidak memberanikan diri mengikuti seleksi PPAN.
Hari Kedua :
Penentuan Seleksi Tahap Akhir
Hari kedua kita para kandidat terpilih mengikuti seleksi
penentu satu orang yang akan mewakili Bali untuk masing-masing program.
1.
On The
Spot Essay Writing
Pada tahap ini kita diwajibkan untuk
menulis selama 30 menit menggunakan Bahasa Inggris/Indonesia sesuai dengan
keinginan mengenai rencana hidup kita selama 3 tahun kedepan dan kontribusi
yang akan kita berikan kepada PCMI khususnya PCMI Bali dan Indonesia setelah
program.
2.
FGD
Pada tahap ini kita dibagi
menjadi 5 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang peserta
drai program yang berbeda. Setiap kelompok mendapatkan topik yang berbeda dan
berdiskusi selama 45 menit dan membuat Brainstrooming
mengenai konsep dan solusi kita terhadap permasalahan yang dihadapi.
Saat itu kelompokku mendapat topik permasalahan tentang hukuman mati di Indonesia. Walaupun aku tidak begitu memahami tentang hokum dan peraturan yang diterapkan di Indonesia namun aku dan teman-teman berusaha menjelasakan sejauh mana pemahaman kami tentang permasalahan yang memang sedang ramai diperbincangkan ini. Kita tidak diperkenankan untuk menggunakan gadget sehingga bahasan dan solusi yang kita tawarkan untuk pemecahan permasalahan ini disesuaikan sejauh mana pengetahuan dan analisis kita.
Saat itu kelompokku mendapat topik permasalahan tentang hukuman mati di Indonesia. Walaupun aku tidak begitu memahami tentang hokum dan peraturan yang diterapkan di Indonesia namun aku dan teman-teman berusaha menjelasakan sejauh mana pemahaman kami tentang permasalahan yang memang sedang ramai diperbincangkan ini. Kita tidak diperkenankan untuk menggunakan gadget sehingga bahasan dan solusi yang kita tawarkan untuk pemecahan permasalahan ini disesuaikan sejauh mana pengetahuan dan analisis kita.
3. Public
Speaking
Pada sesi ini setiap peserta
masuk satu-persatu secara acak. Tidak disangka aku adalah peserta pertama yang
harus melaui tahapan ini. sungguh menegangkan. Aku berdiri didepan, dikelilingi
oleh para alumni dan perwakilan dari kedinasan untuk digali pengetahuan seputaran
landasan hokum Negara Indonesia, Seni dan Budaya dan Pariwisata Bali.
Namun sebelum itu terdapat satu
buah mosi yang ditampilkan dilayar monitor dan aku diberikan kesempatan selama
2 menit untuk menjawab dan memberikan pandangan tentang mosi tersebut. Terdapat
13 mosi yang kita pilih salah satunya dengan metode kocok kertas. Setelah menjawab
mosi terdapat 3 menit tersisa (setiap peserta diberikan waktu 5 menit pada sesi
ini). Aku tidak begitu mengingat berapa orang yang mengelilingiku dirungan
tersebut, sepertinya lebih dari 10
orang. Setelah menjawab mosi yang aku pilih aku ditanya secara
bergiliran oleh semua alumni yang hadir didalam rungan berkali-kali secara
cepat dan kita harus menjawab dengan cepat dan akurat. Jika salah dan tidak tau
akan dilewatkan begitu saja. Menurut pandangan pribadiku sepertinya seleksi
tahap ini menguji seberapa fokus dan daya tahan kita terhadap suatu situasi dan
wawasan kita tentang Indonesia.
Semua aku lalui dengan semangat,
penuh antusias dan melakukan yang terbaik. Aku optimis dan percaya setiap
proses yang aku lalui akan memberikan pelajaran berharga untuk kedepannya.
Walaupun kali ini aku gagal namun sudah sampai ditahap ini aku sudah sangat
bersyukur. Menjadi peserta paling muda dan mengikuti pembekalan membuatku
semakin berkembang. Aku menghargai setiap proses yang membuat diriku berkembang
maka aku tidak pernah kecewa terhadap hasil akhirnya. Terima Kasih pengalaman
yang luar biasa yang telah Engkau berikan.
Semoga ditahun selanjutnya aku
diberikan kesempatan untuk menjadi perwakilan Bali untuk program ini.
Semoga ditahun-tahun selanjutnya
aku diberikan kesempatan menjadi perwakilan Bali untuk program-progtam lainnya.
Semoga apa yang aku cita-citakan
dan semua resolusiku tahun 2016 ini dapat terwujud dengan indah.
Semoga dengan segala pencapaian
yang aku dapatkan tidak membuatku menjadi tinggi hati dan berhenti belajar.
Semoga hal buruk apapun yang
menghampiriku, seberapa berat masalah yang aku hadapi dan kegagalan apapun yang
aku dapatkan walaupun usaha, kerja keras dan dedikasiku telah aku kerahkan
kedepannya tidak membuatku berhenti untuk berusaha, berhenti untuk berkarya,
berhenti dan tidak peduli lagi serta tidak berhenti memberikan manfaat bagi
orang lain disekitarku.
Semoga……
Semoga…....
Astungkara #Svaha
0 Comments