Siap Menjadi Keluarga Kuns-Kuns…

Rabu, April 20, 2016

“BLFIM 18 : Selamat Untuk Anda”




Begitulah judul email yang dikirimkan oleh panitia BLFIM18 pada tanggal 04 April 2016 pukul 07.07 PM waktu Indonesia Timur. Pengumuman yang datang lebih awal dari perkiraanku.


Senang, sedih, khawatir dan juga takut luar biasa campur aduk menjadi satu, rasa tidak percaya muncul terbesit dalam benak saat aku sedang asik dengan buku “Vision Board” yang sedang aku baca malam hari itu. Namun setelah kubaca detail emailnya memang benar aku akan mengikuti pelatihan BLFIM 18 tahun ini. Jujur saja menjadi keluarga besar FIM menjadi resolusiku tahun 2016. Dan resolusi itu akhirnya terwujud dengan perjuangan dan rintangan yang dihadapi disela-sela kesibukan kuliah dan beberapa kegiatan sosial lainnya…


Tahun 2013 adalah tahun dimana aku mengenal FIM secara tidak sengaja melalui akun YouTube saat aku asik menonton salah satu film Korea. Aku menonton video dokumentasi FIM 14C yang menarik perhatian dan membuatku melirik FIM dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang forum kepemimpinan ini.


Setelah membaca websitenya (forumindonesiamuda.org) aku berkata pada diriku ”Wid kamu harus mejadi bagian dari keluarga ini suatu saat nanti” kenapa suatu saat nanti ? karena aku tau tidak mudah untuk menjadi bagian dari keluarga kunang-kunang ini. Berdasarkan tulisan-tulisan alumni yang pernah mengikuti pelatihan dalam forum ini benar-benar Pemuda-Pemudi yang berkredibilitas dan memiliki nilai keistimewaan sendiri (Bukan berarti aku tidak istimewa haha) tetapi saat itu aku masih merasa bahwa ”Daku mah apa atuh butiran debu” . Alumni FIM berasal dari berbagai provinsi di Nusantara, mulai dari pemimpin BEM Universitas, perwakilan Indonesia dalam ajang Nasional & Internasional, Mahasiswa Berprestasi, Ahli Debat, MUN, Konferensi Nasional dan Internasional, Asisten Dosen, Pencipta Star Up terkenal, Pemimpin didaerahnya sampai lomba Stand Up comedy, rata-rata mereka mendaftar 2/3 kali sbelum akhirnya diterima FIM. Alumni-alumninya juga bisa dilihat di websitenya adalah orang-orang berpengaruh di Negara kita.


Dengan keadaan seperti itu, aku yang hanya mahasiswa kupu-kupu tahun 2013 (kuliah-pulang, kuliah-pulang) ini merasa bahwa, belum daftar aja pasti bakal didepak dari list calon peserta pelatihan haha. Mimpi unhtuk menjadi keluarga FIM pun hilang dari list resolusiku karena rasa percaya diri yang tiba-tiba jatuh terperosok. Seiring berjalannya waktu satu persatu alumni FIM menjadi teman baikku, aku kenal mereka dari berbagai acara yang sempat aku ikuti disamping kesibukanku dengan kehidupan kampus. Yaaaaa…. Aku bukan lagi mahasiswa kupu-kupu. Kenapa tiba-tiba berubah? Sebenarnya anggapan teman-temanku yang mengatakan bahwa aku adalah mahasiswa kupu-kupu itu salah besar. Aku sudah mengetahui bagaimana kehiupan kampus jauh lebih awal sejak aku duduk di kelas II SMA karena kesibukanku didunia tulis menulis sehingga aku akrab dengan mahasiswa. Ditahun pertama kuliah memang aku isi dengan beradaptasi dengan kehidupan kampus yang merupakan masa transisi dari masa SMA (Bukan masa-masa indah seperti remaja normal lainnya, aku akan menceritakan “kenapa” ditulisan selanjutnya). Karena kekupu-kupuanku akhirnya IP pertamaku sempurna. Itulah target pertamaku sebagai mahasiswa.


Singkat cerita, berdasarkan saran dari seorang mentor yang menjadi panutanku, akupun mulai aktif di organisasi mulai dari tingkat Prodi, Fakultas, Universitas, Provinsi, Nasional sampai Internasional dengan jabatan yang bervariasi dari hanya anggota peramai sampai ketua pelaksana kegiatan. Aku memulainya selangkah demi selangkah guna memberikan makna pada masa menjadi mahasiswa. Berbagai perlombaan Nasional dan Internasional pun tidak aku lewatkan untuk diikuti walaupun disibukkan dengan kegiatan perkuliahan, kegiatan sosial dan organisasi. Ini merupakan modal untuk mencapai target-target selanjutnya ditahun selanjutnya juga. HARUS pintar mengatur waktu ! pastinya hal ini tidak menjadi masalah karena aku terbiasa dengan ini sejak duduk dibangku SMP.


Bertemu dengan alumni FIM membuat semangatku menjadi keluarga ini meningkat lagi. Kepercayaan diri yang dulunya sirna muncul dan semakin kuat. Sampai akhirnya aku memberanikan diri mendaftar menjadi keluarga BLFIM 18 di tahun 2016 ini. Dalam pikiranku tidak apa jika tahun ini tidak lolos bisa dicoba kembali tahun depan jika Tuhan memberikan umur panjang. Karena terdapat slogan terkenal bahwa belum mencoba 21 kali jadi tidak boleh menyerah untuk berusaha mejadi FIMers. Yaaa… ini tahun pertamaku mendaftar FIM dengan penuh persiapan dan optimis dan Tuhan memberikan aku kesempatan itu tahun ini.




Sampai pada akhirnya pengumuman pembukaan pendaftaran BLFIM 18 dibuka secara resmi. GDUBRAKKKKK…. Gaswatttt kalau versi aku yaaa.. Sampai waktu penutupan pendaftaran tinggal satu minggu lagi, aku belum mengisi semua form pendaftaran secara lengkap karena kesibukanku dengan kegiatan organisasi, tugas perkuliahan yang menggunung dan bertambah setiap harinya tanpa henti, praktikum lapangan, bacaan buku yang memanggil untuk diselesaikan, perlombaan dan penelitian menyita waktuku sehingga untuk duduk termenung mengisi form FIM yang lebih singkat dari tahun lalu inipun tidak sempat. SEMUA adalah masalah prioritas namun saat itu aku merasa kewalahan sampai tidak bisa menentukan prioritas kegiatan mana yang lebih penting setelah tugas kuliah dan kegiatan perkuliahan. Tubuh tidak bisa diajak untuk bekerjasama, semangat yang menggebu menyelesaikannya. Tiba-tiba diberikan peringatan oleh Tuhan untuk memberikan waktu lebih untuk beristirahat karena aku jatuh sakit. Sampai aku harus dirujuk ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan LAB lengkap karena gangguan pada kepala yang membuatku pusing dan sering terjatuh tanpa sebab. Namun syukur Tuhan sayang padaku dan hasil tes menunjukan tidak ada gangguan apapun pada kepalaku. Dokter menyarankan aku untuk tidur yang cukup dan makan secara teratur, memang kesibukan membuat tidur dan pola makanku bulan tersebut terasa jauh dari kata cukup. Alhasil setelah sembuh, aku menghabiskan waktu 3 hari untuk mengisi form pendaftaran setiap malamnya.

Persyaratan Administrasi



Begadang untuk membuat proposal proyek sosial, identitas diri dan beberapa persyaratan lainnya dalam bentuk esai. Esai terdiri dari beberapa pertanyaan seperti mengenai pencapaian dan pengalaman. Surat rekomendasi juga diperlukan untuk proses melengkapi berkas. Aku menghubungi salah satu alumni FIM untuk merekomendasikanku mengikuti program ini. Dia adalah kakak yang aku kenal di tahun 2015 di forum yang berbeda. Karena kesibukannya dia tidak sempat secara berkala untuk mengecek email untuk melihat apakah lembar rekomendasi untukku sudah dikirimkan oleh panitia. Ditambah kesibukanku yang tidak sempat menghubungi dan mengkonfirmasi apakah surat tersebut sudah dikirim oleh dan kepada panitia. Semua terjadi diluar dugaan sampai Maret 2016 setelah pengumuman pendaftaran FIM ditutup secara resmi ternyata surat rekomendasi yang seharusnya diisi oleh perekomendasikan belum sampai. “Sedih Merana Galau Tak Terhingga (Sedikit Lebay)” Memang surat rekomendasi yang dapat diisi oleh Dosen, Pemimpin Organisasi dan Alumni FIM asalkan mengenal kita dengan baik ini bukan menjadi indikator yang sangat berpengaruh terhadap kelulusan namun menjadi nilai tambah. Kekhawatiranpun muncul, aku sangat takut gagal pada tahap ini karena keinginan yang menggebu dan semangat yang sudah optimal dalam memenuhi segala persyaratan administrasi di sela-sela kesibukanku.

Interview dengan Google Hangout



Siang hari selepas kuliah aku sempat mengecek Hp karena terdapat satu pesan baru dari no yang tidak dikenal yang menyatakan aku lolos ketahap wawancara. Rasanya pasti senang dan juga degdegan. Aku langsung menghubungi pihak panitia dan panitia menentukan jadwal wawancaraku pada pukul 20.00 WIB. Otomatis ditempatku adalah jam 09.00 malam. Wawancara melalui google-hangout ini pastinya memerlukan akses internet yang bagus sehingga aku sudah mempersiapkan diri sejak sore hari menuju Yayasan Slukat mendapatkan akses internet untuk memfasilitasi wawancara online ini. Karena akses internet dirumahku sepertinya terganggu. Dari siang hari aku belum makan karena gugup dan sampai waktu wawancara dimulai dan berlangsung selama kurang lebih 1,5 jam. Rasa takut menghantui karena Yayasan pada saat itu sepi dan waktu menunjukkan pukul 12.00 malam aku pulang kerumah. Wawancara ini adalah wawancara terlama yang pernah aku ikuti. Benar-benar menggali segala informasi tentang identitas diri, toleransi beragama, opini, keragaman nusantara, kesibukan kuliah dan aktivitas diluar kampus sampai isu-isu terkini mengenai proyek yang akan dilaksanakan pasca forum. Setelah wawancara rasanya lega dan rasa lapar yang amat sangat tiba-tiba datang hahaaa. Wawancara berlangsung cukup lancar walaupun sinyal panitia sedikit terganggu sehingga harus mengulangi pertanyaan berkali-kali yang dilakukan oleh 2 orang pewawancara.

Pengumuman “Tugas Pra-Pelatihan”

Selepas seleksi interview, pengumuman adalah momen yang paling ditunggu. Sembari menunggu pengumuman, hari-hari kuisi dengan membaca e-book alumni FIM yang berisi tentang pengalaman mereka selama mengikuti forum, kesan dan juga beberapa tips untuk lolos menjadi peserta pelatihan. Sebelumnya panitia mengatakan bahwa pengumuman akan dirilis pada tangtgal 13 April 2016 namun 04 April 2016 email sakti yang tiba-tiba menjadi moodbooster malam itu datang saat aku sibuk bergulat dengan buku bacaan. Diluar perkiraan tidak adanya surat rekomendasi, form pendaftaran yang diisi dikejar deadline karena kesibukan lain, interview yang sedikit terganggu, harus sendiri di Yayasan malam-malam, pulang tengah malam, tidak makan dan gugup berlebihan terbayarkan dengan sangat indah.


Usaha Tidak Menghianati Hasil (atau kebalikannya haha) kali ini aku setuju dengan quote yang banyak diposting oleh mahasiswa masa kini. Dengan semangat aku memenuhi tugas pra-pelatihan.





Forum Indonesia Muda (FIM), di sini kita bisa temukan semangat, semangat berbagi, berinovasi dan berkolaborasi bersama dengan pemuda indonesia, untuk negeri kita. Ya negeri yang kita cintai dan yakini akan harum semerbak dengan prestasi, budaya dan aksi nyata dari kita. Kita pemuda Indonesia yang akan selalu berusaha mengharumkan indonesia. dan selalu bangga menjadi bangsa Indonesia yang menjadi bagian dari sebuah kebaikan.

Berawal dari Gagasan Sederhana


Sebuah pelatihan yang bertujuan untuk memperluas wawasan, meningkatkan kompetensi, dan menanamkan pilar-pilar karakter dan kepemimpinan sekaligus memperluas jaringan dari pesertanya. Pelatihan ini dikemas dalam bentuk diskusi, simulasi, workshop, games, outbond, serta unjuk ekspresi. Hingga saat ini, FIM memiliki alumni pemuda dan mahasiswa dengan jumlah lebih dari 2000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan latar belakang minat dan aktivitas seperti pendidikan, kerelawanan, pemberdayaan masyarakat, lingkungan, sosial politik ekonomi, seni dan budaya. dalam kegiatan online maupun offline.



Aku Siap Menjadi Keluarga Kunang-Kunang.


Tunggu ceritaku selanjutnya selepas pelatihan kawan….


Tidak sabar bertemu para alumni, inspiring leaders dan teman-teman baru BLFIM18. Jujur saja aku sangat ingin bertemu dengan bapak Rhenald Khasali #Astungkara














You Might Also Like

0 Comments

Paling Banyak Dibaca

Subscribe