A letter for you, my future

Minggu, April 24, 2016


Aku menuliskan surat untuk laki-laki masa depanku. entah siapa, sedang apa ia dan sedang di mana saat ini keberadaannya. teruntuk kau, kekasih sejatiku.saat ini, aku belum mengetahui siapa kau. aku belum dapat melihat manisnya kau saat tersenyum tersipu malu. aku belum juga sanggup mendengar suara hangatmu. serta aku belum sama sekali menggenggam tanganmu. siapa pun kau, di mana kau berada. ketahuilah– aku di sini sedang berjuang untuk kita. aku berdoa pagi, siang, malam agar lekas Tuhan meminjamkan waktunya untuk kita. andai bisa aku memutar waktu. aku akan mempercepat detik itu berhenti tepat pada saat takdir menulis tentang perjumpaan kita. tapi aku sadari, waktu adalah satu-satunya hal yang tidak bisa untuk dipaksa. di sana, aku percaya kau sedang melakukan hal yang sama. berjalan menujuku, melangitkan doa untuk temu, memohon Tuhan atas restu, dan atas banyak hal yang lainnya. kekasih sejatiku, aku tidak khawatir kau tidak bisa pulang. sebab aku paham, cinta adalah rumah– sedang doa akan menghantarkanmu untuk lekas pulang. semoga, kau adalah laki-laki yang baik.
Laki-laki yang selalu mengatasnamakan Tuhan, laki-laki yang selalu menomor satukan Tuhan, dan laki-laki yang sanggup membawaku dekat kepada Tuhan. sungguh, aku ingin memiliki cinta yang mencintai Tuhan. dan semoga, kau adalah orangnya. hai, kamu. atas banyak rindu semoga kita sama-sama sanggup berdamai dengan waktu. izinkan takdir dan semesta bekerja baik atas pertemuan kita. jangan mengutuk apa pun, ya sayang. terlebih atas jarak dan semesta yang masih enggan mempercepat takdir kita. aku percaya, suatu saat nanti kau adalah kebanggaan dari anak-anakku. suatu hari nanti aku akan melahirkan buah hati dari seorang laki-laki yang beragama, bertanggung jawab, dan penyayang. akan kutemukan waktu di mana setiap detiknya hanya akan berbicara tentang kebersamaan dan kebahagiaan kita. aku, aku akan membanggakanmu di depan dunia. betapa beruntungnya aku memiliki seorang kamu. (Tuhan, doaku hanya begitu sederhana– semoga takdir atas aku dan ia tidak lebih keras dari perjuangan-perjuangan kita. agar lekas kita berjumpa. agar lekas cinta ini memiliki tuannya)

You Might Also Like

0 komentar

Paling Banyak Dibaca

Subscribe