Recognition and Appreciation, Berbeda?
Kamis, Februari 14, 2019The deepest principle of human nature is a craving to be appreciated.
Recognition is largely about behavior. Catch them doing what you want you to want and recognize it. Appreciation conversely focuses on performance plus the employee’s value as a person.
Recognition is about improving performance and focuses on what is good for the company. Appreciation emphasizes what is good for the company and what is good for the person (which may sometimes mean helping them find a position that is better for them than their current role)
The relational direction of recognition is top-down coming from leadership. Appreciation, on the other hand, can be communicated in any direction_HabbitforWellBeing
Mungkin deskripsi yang saya paparkan diatas dari sebuah artikel yang saya kutip cukup menggambarkan perbedaan antara mengapresiasi orang lain dengan menyadari hasil kerja seseorang.
Hal ini biasa terjadi di dunia kerja, seorang atasan sering menunggu hasil kerja yang bagus dari karyawannya, barulah dia memuji karyawan tersebut. Hal ini salah, sebab kinerja seseorang itu bagus karena dia mendapatkan pujian. Dengan kata lain, puji dulu karyawan kamu, barulah dia akan menunjukkan kinerja yang bagus.
Maka dari itu, untuk menumbuhkan budaya dapat memuji dan menghargai orang lain dengan tulus, kita harus mencintai diri sendiri. Seperti sebuah artikel yang pernah say abaca, jika kita mulai mencintai diri-sendiri maka kita akan mulai untuk mencintai keluarga dekat sampai pada orang lain. Sehingga tidak akan sungkan untuk memberi pujian walaupun teman yang asing sekalipun.
Apresiasi berbeda dengan recognized, apresiasi diberikan bukan hanya pada seberapa baik kinerja seseorang atau seberapa besar pengaruh seseorang terhadap diri kita. Tetapi, apresiasi diberikan karena memang kepribadiaan yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Terdapat dua cara memberikan apresiasi kepada orang lain:
1. Sincere, ketulusan, niatnya cinta.
2. Specific, bukan general. Sebutkan kebaikan khusus yang dilakukan oleh orang yang kita puji. Walaupun bukan kepada diri kita sendiri.
Mengakui keunggulan orang lain memang tidak mudah. Sampai saat ini saya pun masih berusaha mencoba mengapresiasi dengan baik. Saya pernah membaca di suatu artikel bahwa kunci utama mengakui pencapaian orang lain adalah ikhlas dan berpikiran terbuka. Pikiran sempit hanya menghasilkan dengki, selalu melihat kejelekan orang lain, hasut-menghasut, kesal, dan stres. Tidak ikhlas juga menghasilkan banyak penyakit hati.
Sejak saat itu, saya selalu berusaha mengelola iri hati dengan baik. Saya enggan membiarkan iri hati berkembang menjadi dendam. Dalam kultur organisasi dimana iri hati dijadikan dasar menjatuhkan orang lain, bisa dipastikan organisasinya tidak akan berkembang menjadi sehat. Bersainglah dengan sehat.
Yaaa, iri hati memang kerap timbul saat melihat pencapaian orang lain, saya pun masih merasakannya, namun jangan beri makan iri hati dengan ego. Jangan mengagung-agungkan si iri. Dia akan senang menggerogoti pikiran jernih kita dan membuat kita selalu memandang remeh pencapaian orang lain. Kitalah yang harus pintar memposisikan diri, apakah mengikuti arus negatif atau arus positif.
Seorang karyawan yang profesional seharusnya mengikuti arus positif. Berusahalah merubah rasa iri menjadi kagum. Apresiasi setiap keunggulan, berusaha memperbaiki diri.
Yaaa, iri hati memang kerap timbul saat melihat pencapaian orang lain, saya pun masih merasakannya, namun jangan beri makan iri hati dengan ego. Jangan mengagung-agungkan si iri. Dia akan senang menggerogoti pikiran jernih kita dan membuat kita selalu memandang remeh pencapaian orang lain. Kitalah yang harus pintar memposisikan diri, apakah mengikuti arus negatif atau arus positif.
Seorang karyawan yang profesional seharusnya mengikuti arus positif. Berusahalah merubah rasa iri menjadi kagum. Apresiasi setiap keunggulan, berusaha memperbaiki diri.
Jadi pertanyaan penutup: maukah kita mengakui keunggulan orang lain dan mengapresiasi mereka sehingga dapat menjadi lebih baik setiap harinya?
Berikut terdapat 5 Bahasa Kasih yang dapat digunakan untuk mengapresiasi orang lain.
5 bahasa apresiasi yang diterapkan secara berbeda untuk setiap kepribadian orang yang juga unik,
Kata-kata apresiasi/pujian (Word fof Affirmation) Mengekspresikan pujian verbal atau kata-kata pujian dan penghargaan
Waktu yang dihabiskan bersama (Quality time) Memberikan perhatian penuh pada seseorang yang tidak terbagi
Menerima Hadiah (Recieving gift) Memberi hadiah adalah simbol cinta dan kasih sayang
Melayani (Acts of Service) Menyelesaikan tugas dan atau tindakan untuk menunjukkan cinta Anda (mencuci, mengepel, cuci halaman ....)
Sentuhan fisik (Physical Touch) Merasakan kasih sayang melalui sentuhan fisik (berpelukan, perpegangan tangan, berciuman ..)
Selamat mencoba dan membudayakannya !
Selamat mencoba dan membudayakannya !
0 Comments