Temawang Hub: Ruang Kreativitas dan Perspustakaan Untuk Anak-Anak di Desa Selat Karangasem

Kamis, November 23, 2017



Anak-anak Klencing Art berkumpul di Temawang Hub untuk membaca dan melukis
Kakak Eka membacakan cerita kepada anak-anak Klencing Art


Hari itu adalah minggu ke-2 sejak ditetapkannya status Gunung Agung menjadi level IV (awas) ketika mentor dan saya berada di tengah-tengah para pengungsi di GOR Suweca Pura, Kelungkung Bali, pusat informasi dan tempat pengungsian utama bagi masyarakat Desa Karangasem yang tinggal dekat dengan Gunung Agung. Kami berdiskusi panjang kira-kira apa kontribusi yang bisa kami lakukan untuk masyarakat yang ada dipengungsian. 

Secara total kira-kira 3 bulan sudah beberapa masyarakat karangasem yang tinggal dekat dengan Gunung Agung berada dipengungsian. Banyak permasalahan yang timbul, mengingat Bali belum memiliki pengalaman yang cukup atas bencana alam Erupsi Gunung yang datang secara tiba-tiba sejak meletus terakhir pada tahun 1963.

Gempa yang datang berkali-kali bukan hanya tengah malam saat warga sedang lelap tertidur tetapi juga siang hari sehingga hal ini menyebabkan masyarakat untuk tinggal di tempat dengan radius yang lebih aman. 

Sejak masyarakat tinggal di pengungsian, beberapa masalah muncul mulai dari masalah tempat tinggal, persediaan makanan yang kurang merata, kesehatan dan sanitasi, sampai masalah akses pendidikan. Karena anak-anak yang ikut mengungsi menyebabkan aktivitas sekolah menjadi tidak aktif sehingga anak-anak tidak lagi produktif padahal mereka seharusnya tetap mendapatkan akses terhadap aktivitas pendidikan. 

Saya berkesempatan untuk berbagi cerita dan memotivasi anak-anak Klencing Art



Karena permasalahan tersebut akhirnya kami memiliki ide untuk tetap dapat memberikan kesempatan untuk anak-anak belajar dan membaca di tempat pengungsian dengan proyek sosial yaitu Perpustakaan Keliling. Perpustakaan ini berkeliling dari satu tempat pengungsian ke tempat pengungsian yang lainnya. Selain perpustakaan keliling terdapat juga perpustakaan di Temawang Hub yang baru saja diresmikan untuk menunjang pendidikan anak di Desa Selat khususnya. Perpustakaan ini dibuka untuk umum karena siapapun dapat berkunjung dan membaca di perpustakaan kecil ini. 

Perpustakaan ini dibangun, mengingat di Desa Selat Karangasem tidak memiliki perpustakaan umum. Kami menyadari sebagian besar sekolah tidak memiliki fasilitas penunjang pendidikan seperti perpustakaan di dalam sekolah, juga yang paling mencengangkan adalah kurangnya fasilitas dasar penunjang pendidikan seperti Buku. Realita dilapanganya, jika mereka tidak memiliki ruang perpustakaan atau ruang baca, bagaimana mereka akan memiliki perpustakaan? Melihat lebih jauh kedalam hal ini, ternyata tidak hanya sekolah di daerah terpencil saja yang tidak memiliki perpustakaan. Ya betul, ternyata dari data yang kami dapatkan, kurang lebih dua per tiga dari seluruh sekolah yang ada di Indonesia tidak memiliki perpustakaan.

Dengan proyek sosial perpustakaan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan minat baca anak-anak dan menjadi ruang untuk mereka belajar dan bermain bersama anak-anak lainnya.
Desa Selat Karangasem, Bali. Di desa ini, banyak anak yang tidak mengenal buku bacaan selain buku-buku yang didapat dari sekolah, itupun terkadang satu buku untuk beberapa anak. Bahkan, tak sedikit yang mengaku, belum pernah membaca komik dan majalah karena di sekolah mereka tidak ada perpustakaan. 

Kondisi demikian tentu memprihatinkan dan tak bisa dibiarkan. Sebab, buku bacaan sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang anak. Dengan membaca buku, anak akan memeroleh wawasan dan ilmu pengetahuan. Dengan membaca buku, karakter anak pun akan terbentuk dan kosakatanya bertambah. Selain itu di Temawang Hub ini dapat menjadi tempat anak-anak berkreasi dan bermain dengan teman-teman lainnya sehingga dapat mengurangi aktivitas yang kurang bermanfaat bagi masa tumbuh kembang mereka. 

Dengan diturunkannya status Gunung Agung beberapa minggu yang lalu menjadi level III (Siaga) walaupun terjadi letusan kecil beberapa hari yang lalu, masyarakat Desa Selat Karangasem dapat kembali ke Desa dan melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Hal ini yang menjadi kesempatan kami untuk meresmikan sebuah perpustakaan kecil di Temawang Hub (Sebuah Learning Center) untuk anak-anak di Desa Selat.


Pemandangan persawahan di Temawang Hub

Kebersamaan bersama keluarga Klencing Art di Temawang Hub

Suasana di Temawang Hub yang selalu dirindukan

Bersama Ibu Dewi dan Eka (Keluarga saya di Selat Karangasem)
Gerakan ini diinisiasi oleh salah satu board member kami Dede Prabowo, Gerakan Mari Berbagi(www.g-mb.org) : GMB Bali dan GMB Jepang. Dengan berdirinya perpustakaan ini diharapkan nanti dapat meningkatkan minat baca anak-anak di Desa Selat Karangasem dan sekitarnya. 

Terdapat kurang lebih 300 buku di Temawang Hub dan nantinya beberapa proyek perpustakaan keliling untuk anak-anak di pengungsian akan dilaksanakan bersama beberapa relawan. 

Salah satu karya anak-anak di Klencing Art, Phone case unik design seperti yang diinginkan :)

Bookmarks unik dari karya anak-anak Klencing
Jika kalian memiliki buku menarik layak baca untuk anak-anak di Desa Selat Karangasem dan tertarik untuk menjadi relawan dapat menghubungi Koordinator GMB Chapter Bali di semua sosial medianya (@widiadiantari).

Terima Kasih :)

(Tunggu postingan saya saat project Perpustakaan Keliling nanti yaaa :) )

Berikut adalah video yang dibuat oleh GMB Jepang dalam rangka untuk proyek sosial perputakaan mini ini :

You Might Also Like

0 komentar

Paling Banyak Dibaca

Subscribe