Meraih Kesuksesan dalam Keterbatasan

Jumat, Januari 05, 2018




Definisi Sukses bagi setiap orang akan sangat berbeda, mengingat keinginan dan pengalaman setiap orang sangatlah beragam. Sejauh ini, definisi sukses bagi saya sangatlah sederhana, yaitu melakukan segala sesuatu dengan maksimal, mengerahkan semua potensi diri dan dapat bermanfaat bagi setiap umat manusia. Hal ini ditimpali oleh Bapak Bagiarta dan Bapak Wara dua orang narasumber keren yang jauh lebih senior dari pada saya, memiliki definisi sukses yang sejalan dengan apa yang selama ini saya yakini. Dua orang pemuda asli Bali yang sukses dan sangat menginspirasi dengan segala perjuangan beliau dalam meraih apa yang selama ini beliau impikan dalam keterbatasan.

Alasan mengapa Bapak Bagiarta, Bapak Wara, dan Saya dikumpulkan untuk berbagi kepada adik-adik kami di Slukat Learning Center adalah dengan maksud untuk dapat memotivasi mereka bahwa keterbatasan yang dimiliki, entah itu keterbatasan ekonomi, sosial, maupun fisik bukan menjadi halangan untuk mencapai kesuksesan.

Jika melihat kebelakang, sejak memasuki dunia perkuliahan, saya akui bahwa saya memasuki fase hidup yang membuat saya tumbuh menjadi pribadi yang berbeda. Seorang anak biasa yang berasal dari sebuah desa pesisir yang bahkan dulunya tak dikenali dalam google maps bisa menempuh pendidikan tinggi sampai pada kesempatan belajar keluar negeri. Mungkin kalian yang membaca tulisan saya kali ini tidak pernah mengetahui bahwa dulu saya adalah orang yang sangat pemalu, bahkan untuk bertemu bule waktu itu merupakan ketakutan terbesar dalam hidup saya (maklum Cuma tau Yes/No). Namun, proses-proses yang saya lalui dalam hidup membuat saya bertumbuh dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan diri itu datang dan semangat terus menggiring seiring dengan inspirasi yang terus mengalir sejak saat saya bertumbuh bersama Slukat Learning Center.

Sebelum saya menuliskan lebih lanjut mengenai pelajaran hidup yang saya dapatkan dari seminar dalam rangka SLC YOUTH FEST 2017, saya ingin mengenalkan sedikit mengenai sebuah tempat yang biasa kita sebut sebagai “The House of Dreams” ini.

Slukat Learning Center (SLC) adalah sebuah organisasi non-profit yang mempunyai visi membangun generasi muda desa di Gianyar khususnya Desa Keramas/Medahan dengan pendidikan karakter dan memiliki pemikiran global (bisa dibilang mendorong untuk memiliki mimpi selangit tetapi tetap membumi). Sebuah tempat “bermain” selepas sekolah yang berdiri sejak tahun 2007. Yups sejak tahun 2007 Slukat telah menerapkan pendidikan karakter. Jauh sebelum Negara kita memasukkan pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah formal. Slukat memberikan pendidikan Bahasa Inggris, Komputer, Penyelamatan Lingkungan, Kearifan Lokal, Leadership dan lainnya kepada anak-anak desa untuk masa depan yang lebih baik. (Lebih lanjut dapat dibaca di website resminya: www.slukatbali.org).

Dari Slukat ini, saya memahami sisi lain dari sebuah pencapaian. Dari segala macam kegiatan yang begitu padat di tahun 2017, hari ini (30 Desember 2017) adalah hari yang paling mengesankan dalam hidup saya. Menjadi speakers di beberapa kegiatan seminar di dalam dan luar kampus memang sudah biasa saya lakoni beberapa tahun terakhir. Tetapi, menjadi pembicara dalam seminar di Slukat Learning Center adalah hal yang paling mendebarkan dalam hidup saya. Hal ini tidaklah berlebihan karena saya tumbuh bersama dengan mereka dan Slukat menjadi salah satu andil, yang membentuk saya menjadi pribadi seperti sekarang dengan pencapaian yang melebihi apa yang saya harapkan sebelumnya. Ditambah berdampingan dengan dua orang pembicara sukses yang dicetak dari tangan dingin pendiri Slukat yang biasa kita panggil Gung Lingsir.


Berikut adalah hal-hal yang saya pelajari dari dua orang pembicara yang membuat saya terkesima dengan kesederhanaannya, walaupun menduduki posisi sebagai orang penting di Indonesia tetapi tetap rendah hati serta bijaksana.

Pertama saya ingin bercerita mengenai hal-hal yang saya pelajari dari Bapak Bagiarta, seorang pemuda visioner terbaik salah satu kampus teknik ternama di Indonesia ini, memilih berkarir sebagai pengusaha yang berasal dari keluarga pedagang biasa di sebuah desa terpencil di Tabanan. Walaupun baru pertama kali bertemu beliau, saya melihat sosok pribadi yang optimis dan patang menyerah. Pokoknya harus menjadi yang terbaik! Kata beliau…

 

Berikut saya rangkum beberapa hal yang saya pelajari dari Bapak Bagiarta.



Merawat Mimpi

Semua orang pasti memiliki Mimpi, tetapi hanya sebagian dari kita yang bisa merawat Mimpi tersebut. Pak Bagiarta mengatakan bahwa salah satu hobinya adalah bermimpi. Bermimpi besar dan mewujudkan mimpi-mimpi kecil untuk mencapai mimpi besar adalah suatu keharusan dalam hidup. Namun, jika hanya bermimpi tanpa adanya usaha untuk mewujudkannya maka tidak akan pernah tercapai. Sehingga rawatlah mimpi tersebut dengan usaha-usaha untuk mewujudkannya.

 

Bangun Pagi

Jiwa pengusaha yang mengalir dalam diri beliau, membuat kebiasaan bangun lebih pagi menjadi suatu hal yang wajib. Mengingat banyak pengusaha dan orang-orang berpengaruh didunia menggapai kesuksesan dari sebuah kebiasaan kecil yaitu bangun lebih pagi. Dengan bangun lebih pagi, maka diharapkan kita akan lebih siap untuk menjalani hari dengan lebih baik.

 

Pantang Menyerah

Perlu diketahui bahwa Pak Bagiarta sebelum mencapai titik kesuksesan beliau sekarang ini, pernah mengalami kebangkrutan dan pernah berada dalam kondisi tidak memiliki uang sepeserpun dalam dompet dan ATM. Tidak hanya sekali-duakali tetapi sebanyak empat kali bangkrut dan sampai mempunyai hutang lebih dari 1 miliar rupiah disaat dalam keadaan tidak memiliki aset sama sekali. Padahal beliau memaparkan pada tahun 2000 sempat mencapai puncak kepuasan dalam berkarir dengan menyabet penghargaan sebagai pengusaha of the year. Untuk membayar hutang tersebut Pak Bagiarta bekerja sekeras mungkin dan mulai menyicil untuk membayar hutang sedikit-demi-sedikit sampai pada akhirnya para penangih hutang tidak lagi menghantui beliau setiap pagi. Kebangkrutan sebanyak empat kali tersebut tidak membuat beliau menyerah dan berhenti menjadi pengusaha. Memang tidak ada yang tau apa yang terjadi kedepannya, sehingga jiwa pantang menyerah harus dibiasakan sejak dini (JANGAN MANJA!). Pak Bagiarta sekarang telah memiliki usaha di Bali, menjadi konsultan perusahaan-perusahaan ternama, dan bahkan merintis sebuah sekolah pengusaha muda. Sungguh jiwa pantang menyerah yang patut untuk kita teladani bersama.

 

Belajar dari Kegagalan-Kegagalan

Kegagalan demi kegagalan yang beliau alami dalam dunia wirausaha tidak membuat beliau berhenti, namun kegagalan itu justru hal yang patut untuk disyukuri karena dari sana kita dapat belajar untuk mengambil jalan lebih baik untuk meraih apa yang kita inginkan. Gagal sekali-duakali itu biasa, tetapi jika kita takut mengambil suatu kesempatan yang sebenarnya kita inginkan karena dihantui oleh kegagalan maka disana kita masuk kategori bermental tahu, lembek (Be Brave! Embrace it! Be Confident!)

 

Hargai Proses dan Sabar

Tidak ada yang instan di dunia ini, bahkan untuk merebus mie instan pun kita harus memanaskan air terlebih dahulu hihi :D

Proses-proses dalam hidup adalah suatu yang harus kita jalani, mengingat untuk meraih kesuksesan setiap orang pasti akan melalui segudang pengalaman dan tidak pernah berhenti untuk terus belajar. Maka kita harus sabar, terus berusaha, dan hargai setiap proses. Jalan memang terjal asal kaki tetap menapak maka pasti akan selalu ada jalan. Temukan jalan tersebut, jangan pernah berhenti sampai akhirnya sampai pada tujuan.

 

Jangan Takut Untuk Belajar Hal Baru

Walaupun tidak memiliki latar belakang bisnis, tetapi beliau tidak pernah menyangka bahwa akan menjadi seorang pengusaha. Mungkin hal ini tercermin dari kedua orang tua beliau yang berprofesi sebagai pedagang. Sejak orang yang paling beliau banggakan meninggal saat beliau masih di bangku kuliah, beliau berusaha sekuat tenaga mengambil tanggung jawab ayahnya atas adik-adik yang juga ditinggalkan saat itu. Hal tersebut semakin mendorong beliau untuk tidak takut untuk keluar dari zona nyaman dan belajar hal baru untuk memulai usaha, bahkan saat harus dibarengi dengan padatnya kegiatan perkuliahan. Sehingga Pak Bagiarta mengingatkan kita semua, tidak mesti menunggu orang yang kita cintai meninggalkan kita untuk keluar dari zona nyaman dan belajar hal-hal baru. Mulailah dari sekarang dan buat mereka bangga dengan pencapaian kita. Karena hidup itu sungguh sangat singkat dan banyak hal yang tak terduga.

 

Jangan Sombong

Terbiasa masuk disekolah favorite di tanah rantauan pada zamannya ditambah dengan menyandang gelar insinyur dari kampus ternama di Indonesia dan merasa memiliki nilai jual tinggi pada saat itu, ternyata secara tidak sadar membuat beliau lalai dan sombong, sehingga berasumsi bahwa penyebab kebangkrutan beliau adalah rasa sombong yang menggrogoti dan melupakan hal yang biasa Ibunya lakukan walaupun hanya berprofesi sebagai pedagang biasa, saat beliau merasa jauh lebih hebat karena menjadi seorang pengusaha lulusan kampus ternama. Beliau mengingatkan seluruh siswa Slukat yang hadir untuk JANGAN PERNAH SOMBONG. Kamu boleh jadi yang paling pintar, merasa berada diatas rata-rata teman-temanmu tetapi ingat kamu tidak akan pernah mencapai kesuksesan tanpa bantuan orang lain termasuk kedua orang tua. Sehingga seberapa besar pun pencapaian kita nanti, tetap RENDAH HATI dan jangan lupa untuk bersyukur serta ingat pada nasehat orang tua walaupun berada jauh di tanah rantauan.

Dari semua yang telah saya tuliskan tersebut diatas, Pak Bagiarta berpesan kepada kita semua bahwasanya hal terpenting untuk menjadi sukses tidak harus mengalami kebangkrutan sebanyak empat kali atau harus bekerja mati-matian disaat berada dalam kondisi tidak mempunyai uang sepeser pun, tetapi mulailah sekarang, sedini mungkin, sesegera mungkin untuk belajar menanamkan pada diri sendiri jiwa wirausaha. Sehingga nantinya dapat memiliki mental yang kuat dalam menghadapi rintangan dalam mencapai tujuan, ciptakan kesuksesan yang ingin kamu miliki dan siapkan diri merealisasikan mimpi-mimpi liar tersebut.
Pak Bagiarta, Pak Wara, Gung Lingsir, Widia, Halma
Kedua saya ingin merangkum hal-hal yang menginspirasi dari seseorang yang kecil badannya (kata Gung Lingsir) dan bersahaja tutur katanya. Beliau adalah Pak Wara, Enselon I Badan Pengawas Keuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkenan hadir untuk berbagi kepada seluruh siswa Slukat tentang perjuangan beliau sampai akhirnya mencapai kesuksesan.

Jujur saya tidak terlalu memahami apa itu Enselon I BPK, tetapi berdasarkan keterangan Gung Lingsir, Enselon I merupakan jabatan tertinggi yang bisa diraih seorang PNS. Beliau adalah sosok yang menangani kasus-kasus korupsi sangar seperti kasus century dan kasus-kasus korupsi seram-berliku lainnya di Indonesia.

Bagaimana tidak Grogi, ketika harus satu panggung dengan beliau untuk menginspirasi dan memotivasi siswa Slukat dipenghujung tahun 2017. Ehh siapa tau ketularan 20-30 tahun lagi saya bisa jadi Enselon I ditambah jadi pengusaha juga hahaha :D

Sedikit merangkum cerita masa kecil beliau, lahir di sebuah desa jauh lebih terpencil dari saya dan Pak Bagiarta. Di bawah kaki Gunung Abang keutara lagi, walaupun masuk kawasan Karangasem, tetapi hanya segelintir orang yang mengetahui desa ini. Saya pun baru pertama kali mendengar nama desa ini dan langsung lupa namanya karena tidak mencatatnya.

Beliau bercerita bahwa dulunya adalah seorang yag sangat pemalu. Lebih pemalu dari pada saya. Saya bercerita kepada beliau, bahwa saya dulu sangat cengeng dan takut jika bertemu dengan bule karena tidak bisa berbahasa inggris. Sambil bercanda, beliau menuturkan bahwa beliau jauh lebih pemalu dari pada saya. Karena jika melihat orang bercelana panjang berkunjung kerumah, beliau akan lari tunggang-langgang menuju kandang sapi dan bersembunyi di keranjang tempat menaruh rumput untuk pakan sapi. Karena saking takutnya bertemu dengan orang lain. Lucu memang kalau diceritakan kembali tetapi jika berada dikondisi tersebut sungguh sangat sulit rasanya.

Lahir dari keluarga petani miskin dimana kedua orang tua beliau bahkan tidak bisa membaca dan menulis tidak membuat beliau terpuruk dalam kemiskinan. Memasuki umur sekolah secara tidak sengaja, Pak Wara diajak oleh saudaranya merantau dan tinggal di Jakarta. Bukan untuk bermain apalagi jalan-jalan menikmati gemerlapnya ibukota. Tetapi untuk membantu saudaranya, awalnya beliau tidak menyangka akan bersekolah karena kegiatan sehari-hari sesampainya di Jakarta yaitu mengerjakan pekerjaan rumah. Seperti menyapu, mengepel, menyetrika, sampai berbelanja dipasar. Dengan semangat Pak Wara menantang kita semua untuk mengadu skill menawar dipasar HAHA beliau berkata bahwa keahlian menawar beliau tidak ada tandingannya. Mengingat kebiasaan tersebut sudah beliau lakoni sejak sekolah dasar.

Berbeda dengan Pak Bagiarta, Pak Wara tidak pernah berekspektasi untuk bersekolah di sekolah idaman karena memang saking asiknya menikmati pekerjaan rumah tersebut. Tetapi karena dorongan keluarga yang mengajak beliau tersebut, akhirnya beliau bersekolah. Sekolah yang biasa bahkan beliau tidak masuk SMA tetapi masuk di SMEA atau sekarang familiar dengan sebutan SMK. Sepulang sekolah, beliau berkata bahwa lebih asik mengerjakan pekerjaan rumah tetapi bukan berarti lalai akan kewajiban sebagai seorang siswa. Sambil menyetrika beliau membaca buku, sungguh kebiasaan yang patut kita contoh. Mengingat minat membaca generasi sekarang sangat memprihatinkan padahal membaca adalah salah satu kebiasaan yang dapat menambah wawasan kita. Singkat cerita, akhirnya beliau masuk kuliah Diploma III di salah satu kampus kedinasan idaman di Indonesia dengan beasiswa penuh dan juga mendapat uang saku tanpa direncanakan.

Beliau bercerita kepada kita, bahwa beliau tidak pernah memilih dalam menjalani hidupnya. Tidak pernah memilih untuk merantau dan pindah ke Jakarta, tidak pernah memilih untuk bersekolah, tidak pernah memilih masuk kampus kedinasan. Karena beliau menyadari bahwa keterbatasan yang dimiliki, beliau tidak dapat berharap banyak. Hal tersebut mengalir begitu saja dan beliau menikmati prosesnya. Tetapi satu-satunya pilihan pertama yang beliau buat adalah ketika memilih untuk ditugaskan di BPK. Pilihan pertama yang terealisasi. Sampai pada akhirnya dedikasi beliau terhadap negara tetap berlanjut sampai sekarang dalam menangani kasus-kasus korupsi di Indonesia.

Sepertinya dengan bercerita tentang kehidupan masa kecil beliau, teman-teman yang membaca tulisan ini sudah dapat memahami, bahwa walaupun dalam keterbatasan tidak menghalangi beliau meraih kesuksesan.

Berikut sedikit saya tambahkan lagi, untuk mengingatkan diri sendiri juga beberapa hal penting yang Pak Wara sampaikan mengenai pegangan hidup beliau sampai meraih kesuksesan seperti sekarang ini.

Pertama yang paling menyentuh saya saat beliau bekata “KARANG AWAK TANDURIN

Kalimat tersebut diambil dari sebuah Kekawin Bali yang berarti Tanami diri sendiri. Pak Wara adalah penembang yang sangat bersahaja. Beliau bahkan sempat menunjukan keahliannya menembang didepan kita semua. Bertahun-tahun hidup di ibukota tidak membuat beliau lupa akan kearifan lokal Bali. Dengan pengalaman hidup beliau yang sangat berliku, membuat beliau tidak pernah lupa berpegang teguh pada nilai-nilai filosofi Hindu walaupun jauh di tanah rantauan.

Pak Wara berkata kepada kita semua bahwa Lahir di keluarga Miskin, bukan merupakan halangan untuk mencapai kesuksesan dan memiliki hidup yang lebih baik. Jika tidak memiliki sawah/tanah yang luas untuk ditanami padi, tidak memiliki banyak uang untuk ditanam menjadi modal, tanami diri sendiri dengan ilmu pengetahuan dan jadilah pribadi yang bijaksana. Karena apa yang kita tanam maka itu yang akan kita tuai. Dengan terus menanami diri dengan ilmu pengetahuan niscaya akan ada jalan untuk meraih kesuksesan. Tidak semua rumput tetangga lebih hijau, jika kita menginginkan rumput hijau maka tanam dan rawatlah rumput tersebut dengan baik. Keep Learning !

 

Kamu Unik

Jangan pernah membanding-bandingkan percapaian diri dengan pencapaian orang lain, karena Kamu Unik! Dia Unik! Setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Setiap orang memiliki potensi dan bakat masing-masing, sehingga sayangilah diri dan jangan lupa apresisasi pencapaian diri dengan rasa syukur. Karena sesungguhnya kita jauh lebih beruntung dari orang lain diluar sana. Jangan pernah menggantungkan kebahagiaan pada orang lain tetapi temukan pada dirimu sendiri, karena Kamu Unik!

 

Niat Kuat dan Berdoa

Jika kita sudah memiliki niat untuk mencapai sesuatu, maka beliau berkata sangat yakin bahwa kita akan mencapainya karena kita memiliki motivasi untuk menjadi pribadi yang maju yang mendorong kita untuk terus berusaha. Keterbatasan yang kita miliki, membuat kita tidak bisa memilih apalagi mengeluh selain menguatkan niat dan terus maju. Tentunya dibarengi dengan doa dan restu orang tua. Karena dengan izin-Nya astungkara semua akan berjalan dengan lancar.

 

Visioner

Penting untuk memiliki tujuan hidup. Mau jadi apa kamu 5, 10, 20 tahun lagi? Itu harus sudah terpikirkan mulai dari sekarang. Dengan begitu maka akan ada pertanyaan setiap harinya apa yang harus dilakukan hari ini untuk meraih tujuan tersebut, apa yang sedang kita perjuangkan, siapa yang ingin kita banggakan dsb. Dengan begitu kita tidak akan pernah bimbang dengan melihat pencapaian orang lain. Jadikan pengalaman orang lain sebagai pembelajaran untuk diri-sendiri bukan berarti harus menjadi seperti dia. Dengan ini, kita akan lebih menghargai proses karena untuk mencapai kesuksesan ada banyak anak tangga yang harus dilalui agar dapat mencapai puncak. Temukan jati dirimu dan berjalan menuju apa yang kamu inginkan untuk masa depan nanti.

 

Berteman Baik

Untuk meraih kesuksesan, kita tidak bisa berjalan sendiri. Kesuksesan kita adalah kumpulan uluran tangan dari orang-orang disekitar kita. Maka dari itu, jangan lupa untuk membangun pertemanan yang baik dengan siapa saja. Berada dilingkungan yang baik dan mendukung dalam meraih apa yang selama ini dimpikan adalah hal yang penting.

 

Kekurangan Bisa Jadi Kelebihanmu

Lahir dengan memiliki tubuh yang kecil membuat beliau merasa dilindungi. Beliau memaparkan dengan nada bercanda bahwa ketika berangkat ke kantor yang dikira pejabat adalah Supir beliau yang memakai jas hitam rapi saat beliau hanya mengenakan celana kain hitam panjang dan kemeja batik. Bahkan beliau biasa naik angkot dan angkutan umum lainnya tanpa ada yang mengenali bahwa sebenarnya beliau adalah orang yang selama ini menangani kasus-kasus mega-korupsi di tanah air. Dan bahkan tidak berlebihan jika saya berkata bahwa bisa jadi beliau dalam keadaan bahaya, menjadi incaran para oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab melihat tanggung jawab beliau yang besar. Beliau berkata kesederhanaan dan ukuran tubuh beliau yang kecil ini menjadi berkah sehingga beliau tetap hidup dan diberi kesehatan sampai sekarang. Jadi, beliau menyampaikan bahwa jika kita memiliki kekurangan jangan langsung bersedih, ingat Tuhan menciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada yang sempurna, namun jika kita lihat lagi, bisa jadi kekurangan tersebut malah menjadi kekuatan kita sebagai umat manusia.

Kemudian beliau menutup perbincangan dengan memberikan nasehat kepada kita untuk selalu menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, jangan lupa darimana kita berasal karena dengan restu-Nya maka jika sudah digariskan semua akan berjalan dengan lancar serta selalu bersyukur dengan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain.







You Might Also Like

0 komentar

Paling Banyak Dibaca

Subscribe