Arti Menjadi Seorang Hindu #2

Kamis, Juli 14, 2016


Melalui tulisan-tulisan ini aku akan mencoba untuk terus belajar tentang Agama Hindu dengan cara lebih menyenangkan. Tulisan yang hanya sebatas pengetahuanku selama ini dan hal-hal yang aku ingin tuliskan mengenai arti seorang Hindu secara umum tidak akan mendalam apalagi membahas tentang sejarah *Maaf bukan sejarah holic haha >..<.

Apapun Yang Aku Lakukan Aku Percaya Akan Mendapatkan Karmanya

Hal inilah yang juga ditanamkan oleh kedua orang tuaku sampai sekarang. Mulai dari berpikir, berkata, dan berbuat hendaknya dipikirkan terlebih dahulu. Kepercayaan kami terhadap hukum Karmaphala membuat umat Hindu pada umumnya akan berpikir dua kali untuk melakukan kejahatan, rasa takut akan secara alamiah datang menghampiri jikalau nanti hal tersebut menimpa dirinya atau orang-orang yang dicintai.
Karmaphala adalah bagian dari Panca Sraddha. Hal-hal terkait Panca Sraddha, Tri kaya Parisudha, dan Panca Yadnya adalah tiga landasan umum yang membedakan seorang Hindu di Bali dengan India.
Karmaphala sendiri merupakan buah dari perbuatan kita. Aku percaya jika kita berbuat baik akan berbuah baik dan sebaliknya. Sehingga kehidupan ini akan berjalan dengan adil karena setiap perbuatan akan membuahkan hasil yang sepadan.

Sebagai contoh untuk mendapatkan IPK tinggi atau skor IELTS yang memuaskan kita harus terus berusaha belajar saat teman-teman yang lainnya sedang tidur lelap. Mengorbankan hari libur untuk mengambil kelas tambahan/semester pendek. Hal itulah yang disebut sebagai buah dari perbuatan kita. Jika kita melakukan hal secara maksimal maka hasil yang maksimal pula yang akan kita dapatkan. Begitu sederhana ajaran tersebut aku rasakan setiap harinya, mungkin contoh tersebut terlalu berat.
Contoh yang lain yang akrab dengan anak muda misalnya, dulu aku pernah dekat dengan seseorang tetapi akhirnya ternyata kita tidak cocok satu sama lain. Sehingga aku memilih untuk bersama orang lain. PHP dibalas dengan PHP yang lebih menyakitkan aku juga kena PHP dari orang yang dulu sempat aku suka. Maka dari itu sejak saat itu aku semakin yakin akan hukum karmaphala ini, bahwa Setialah jika ingin pasanganmu lebih setia kepadamu. Percayalah maka dia akan lebih percaya kepadamu. 

Satu lagi contoh yang sampai sekarang tetap menempel diingatanku, dulu sewaktu pulang sekolah aku menemukan uang Rp. 5.000 dijalan. Aku memungutnya tetapi kemudian setelahnya aku kehilangan uang yang seharusnya digunakan untuk membayar baju angkatan Rp. 50.000. Sejak saat itu sampai sekarang berapapun uang yang aku lihat dijalan, menemukan dompet, dan emas sekalipun aku akan memungut dan mengembalikan jika memungkinkan. Jika sepi, maka akan aku abaikan. Yups.. rasa takut itu datang secara alami karena kepercayaanku yang begitu kuat terhadap karma yang akan aku terima. 

Uchhh pokoknya banyak contoh-contoh lainnya buah dari setiap perbuatan. Seperti kata pepatah jika kita menanam biji cabai akan berbuah cabai. Jika kita merawatnya dengan benar maka cabai akan tumbuh dengan baik bahkan mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Begitu juga diri-sendiri jika kita selalu berbuat kebaikan, kebaikan tersebut akan selalu membersamai sampai kelahiran berikutnya sampai mencapai Moksa.
Walaupun demikian bukan berarti aku bisa baik seutuhnya. Bahkan masih aja ada satu dua orang yang mengatakan mukaku galak, judes, pandangan mata yang menakutkan. Aku juga masih sama seperti kalian terkadang punya rasa dendam, merasakan penyesalan dan hal-hal yang tidak seharusnya namun sepertinya semakin dewasa aku merasa hal-hal tersebut mulai dapat aku kendalikan.
Aku adalah orang yang suka bercerita tetapi aku tidak bercerita kepada sembarang orang. Kembali lagi aku percaya Karma, aku hanya bercerita kepada orang yang aku percaya dan aku tertarik kepada orang tersebut untuk bercerita tentang hal-hal terkait dirinya karena aku yakin orang tersebut pasti memiliki pengalaman yang tidak aku miliki. 

Sedikit membahas tentang Karmaphala, mungkin dari kita pribadi terkadang akan berpikir sudah berbuat baik setiap harinya namun selalu bernasib buruk. Siapa yang perlu disalahkan akan hal-hal tersebut. Inilah sisi dimana Karmaphala tidak dipandang dari jangka pendek saja.
Mudah untuk mengatakan paham terhadap ajaran Karmaphala bagi setiap orang yang selalu makan enak, tinggal ditempat yang nyaman penuh dengan fasilitas mewah, bersekolah tinggi-tinggi, bekerja di tempat idaman. Namun akan terdengar klise dan omong kosong bagi orang-orang yang bahkan harus mengemis karena tidak memiliki cukup uang hanya untuk mengisi perut saat itu juga, tinggal digubuk, dan tidak sanggup untuk melanjutkan pendidikan. Jadi seperti yang aku ingat bahwa Karmaphala terdiri dari Sancita, Prarabda, dan Kriyamana. Sancita adalah buah dari perbuatan kita dulu yang belum habis kita nikmati dikehidupan terdahulu sehingga kita menuainya kembali dikehidupan selanjutnya. Prarabda artinya buah dari perbuatan kita selama hidup dibumi dan telah kita nikmati sepenuhnya. Terakhir Kriyamana adalah buah dari perbuatan kita yang tidak sempat kita nikmati saat hidup akan kita dapatkan pada kehidupan selanjutnya. Begitulah adanya ajaran yang menurutku sangat baik demi menciptakan kedamaian dalam hidup. 

Kita memang tidak pernah tau apa yang kita lakukan dikehidupan terdahulu namun aku percaya ada kaitannya dengan kehidupan kita saat ini. Seandainya kita diberikan kesempatan untuk melihat kembali kehidupan sebelumnya, kita akan lebih menyadari bahwa perbuatan tersebut memang berpengaruh terhadap kehidupan sekarang ini. Aku percaya tidak ada yang dapat terlepas dari hukum Karmaphala. Bahkan Avatara Krishna dalam kisah Mahabrata, harus meninggal melalui bidikan panah seorang pemburu bernama Jara. Avatara tetap harus membayar karmanya karena ikut campur dalam perang Bharata yuda. Sebagai Avatara beliau pun tetap harus mengikuti hukum karma. Apalagi kita hanya manusia biasa banyak dosa.

Merupakan anugerah jika kita bisa memahami ajaran hukum Karmaphala. Karena kita akan hidup penuh dengan kesadaran dan dalam kedamaian hati serta pikiran. Kitalah yang bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi kepada diri kita sendiri. Jika kita menentukan sesuatu sebagai pilihan maka nikmatilah pilihan tersebut dan jangan lupa bersyukur. 

Satu hal yang selalu dikatakan oleh seorang Hindu adalah “Untung Saja”. Contohnya jika ada seseorang mengalami kecelakaan dan cacat maka “Untung saja tidak sampai meninggal, masih bisa hidup walaupun cacat”. Jikalaupun dalam suatu kecelakaan korban meninggal dunia maka “Untung saja meninggal karena jika hidup akan menderita dengan sakit dan biaya pengobatan”. Contoh sederhana yang banyak sekali aku temui disekitarku dan itu semua terjadi begitu saja belajar dari lingkungan sekitar tentang apa itu Karmaphala.

Bersambung…

You Might Also Like

0 komentar

Paling Banyak Dibaca

Subscribe