Homestay Purna Caraka Muda Indonesia Bali

Selasa, Juni 11, 2019


Menciptakan kebersamaan kadang memerlukan hal yang unik untuk meninggalkan kesan yang mendalam dan pastinya memiliki cerita tersendiri setiap perjalanan yang diarungi bersama.


PPAN & KPN berbagai angkatan berkemah bersama
Mengikuti program homestay yang dilaksanakan secara berkala setiap tahunnya ini, meninggalkan kesan yang menyenangkan dan haru. Senang karena bisa bermain dan belajar bersama namun juga haru, karena harus berpisah untuk kembali melanjutkan misi yang telah menjadi tanggung jawab kami untuk mempersiapkan diri secara maksimal untuk mewakili Provinsi Bali. 

Membersihkan diri dengan cara Melukat

Kita biasanya menggunakan sarung dan sembahyang sebelum melukat, setelah melukat kembali sembahyang di Pura Tirta empul
Sebelum menuju tempat homestay, kami bersama-sama membersihkan diri dan jiwa dengan cara melukat dan sembahyang di Pura Tirta Empul di Tampaksiring, Gianyar. Kegiatan Melukat ini adalah sebagai bentuk ritual yang sebagian besar masyarakat bali percaya dapat menjauhkan diri dari hal-hal negatif. Sehingga dapat mengikuti program homestay dengan lancar dan juga selalu dalam lindungan-Nya. 

Sugiarta, Delegasi Provinsi Bali untuk Kapal Pemuda Nusantara 2019
Kemudian kami menuju tempat homestay di Desa Taro, Tegalalang yaitu Tegal Dukuh Camping Ground. Tempat ini terkenal tidak hanya sebagai camping ground biasa, tetapi pemiliknya yaitu Pak Wayan Wardika sedang mengembangkan wisata berbasis pelestarian budaya lokal dengan memberdayakan masyarakat desa sekitar serta kecintaan beliau terhadap lingkungan membuatnya membangun sebuah tempat pengolahan sampah yang sejauh ini telah diperkenalkan kepada masyarakat. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat yang masih banyak membuang sampah ke sungai dibelakang halaman rumah di desa ini. 

Tempat yang cukup jauh dari jalan utama, tetapi menyajikan pemandangan yang memanjakan mata. Saking terpesona dengan sejuk dan tenangnya suasana di Tegal Dukuh, saya pun menyempatkan diri sesekali memandang kearah langit untuk melihat betapa rasanya sungguh dekat dengan para bintang, gak kok gak membayangkan hal-hal aneh apalagi tiba-tiba ada leak jatuh mencengkram haha. 

Makan bersama dengan suasana penuh keakraban & kesederhanaan
Suasana begitu romantis ditemani dengan teh serta obrolan manis yang mengikis keheningan malam ditambah para kelelawar yang sesekali saling menyahut. Baik romantisme yang saya rasakan dicukupkan saja yaa hehe 


Permainan kelereng ini mungkin tak asing lagi, tetapi dengan siapanya yang bikin asik

Selama homestay, terdapat berbagai permainan yang membuat kami menjadi lebih akrab dengan para alumni PCMI Bali. Mulai dari kelereng, paku sampai pada karet gelang. Seru! 


Kalau niat pasti menang, dapat bonus digendong kan haha


Kelas Tata Rias dari para alumni 

Asri, Widia, Sintya, Erna; Delegasi PPAN dan KPN 2019
Selain itu, kami juga diajak trekking bersama menyusuri sungai yang bersih tanpa sampah plastik dengan melewati jembatan bambu sambil berlomba memungut sampah plastik sepanjang perjalanan. Selama perjalanan juga kami melewati hutan pohon jaka serta diceritakan mengenai sejarah Desa Taro yang membuat kami menjadi sbegitu bersemangat. 

Kemudian perjalanan yang cukup menantang selama kurang lebih dua jam ini berakhir di sebuah Air Terjun tersembunyi yang biasa disebut oleh masyarakat sekitar sebagai hiden canyon. Dekat dengan air terjun ini juga terdapat holy spring yang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk menyucikan diri. 

Air Terjun Canyon, Desa Taro Tegalalang
Canda tawa dan kecerian pecah begitu saja ketika selesai kelas tata rias, kami diajak untuk bermain di sawah yang berlumpur basah sampai rasanya kaki tak sanggup lagi berlari. Napas rasanya direnggut tiba-tiba tetapi percayalah hati sungguh tak bisa dideskripsikan kebahagiaan yang menyertai. 

Sugik, Adhika, Erna, Widia, Hadika; PCMI Bali

Permainan ini sungguh sesuatu haha

Berlari tak gentar demi mencari karet haha
Sampailah kemudian pada malam keakraban bersama seluruh alumni. Walaupun Tegal Dukuh ini udaranya sangat dingin dimalam hari, rasanya sirna ketika bercengkrama dan sharing bersama mengelilingi bara api unggun yang menghangatkan kami. 

Malam keakraban dan bercengkrama bersama
Kenangan selama homestay ini tidak akan pernah terlupakan. Berada jauh dari hiruk-pikuk perkotaan bersama mereka yang sekarang menjadi keluarga yang membuat seperti ada kupu-kupu di perut atau mungkin juga seperti permen nano-nao. Kadang senang, kadang sakit perut karena gak bisa menahan ketawa, kadang lagi malu, kadang lelah, kadang ahh banyak deh haha 

Tentunya berkesan dan ingin mengulang kembali di tahun selanjutnya dengan kalian yang mungkin saja menjadi salah satu bagian didalamnya! 

You Might Also Like

0 komentar

Paling Banyak Dibaca

Subscribe