Pendidikan Sexs Itu Penting, Mengapa?

Senin, Mei 21, 2018

Memberikan pendidikan seks pada anak sering kali dianggap hal yang tabu bagi orangtua. Nih yaa khususnya bagi calon orang tua atau teman-teman aku yang akan segera melepas masa lajang huhuy (selamat). Sudah siap gak jadi orang tua? >..<
Jadi orang tua itu penuh dengan tantangan lhoo (gak gampang, duariuss), bukan enak pas buatnya aja ehh tetapi tanggung jawab moral, finansial, pendidikan dan... (banyak lagi) >>ditimbang-timbang yaa...(kalau Siap, baiklah mantaps sudah)

Berikut aku cerita sedikit hal yang patut kalian ketahui mengenai Pentingnya Pendidikan Sexs Untuk Anak ... 

Sebenarnya pendidikan sexs ini penting sekali untuk kamu persiapkan/pelajari lebih jauh agar bisa menyampaikan dengan unik dan menarik kepada anak kalian nanti. 


Kerap kali memang, pendidikan sexs dianggap tidak wajar/tabu diketahui oleh anak kecil/anak diusia dini. Padahal, pendidikan seks seharusnya sudah diberikan sejak anak belum memasuki bangku sekolah (sejak dini).


Pentingnya Pendidikan Sexs Sejak Dini (google.com)


Secara mengagetkan pas aku menuliskan ini, hasil survey Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa angka yang cukup tinggi (bisa dicek sendiri yaa, aku gak tega menuliskan persentasenya *prihatin hiks) remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah. Kalau aku lihat di lapangan tempat aku tinggal sekarang (memang) rata-rata belum memiliki pengetahuan mengenai sexs (alat reproduksi), banyak yang menikah usia anak karena hamil diluar nikah dan hal tersebut terjadi (lagi) digenerasi selanjutnya. Ditambah sebagian besar dari mereka putus sekolah sehingga dipastikan tidak mendapatkan pendidikan tentang hal ini.

Mengapa mereka bisa melakukan hubungan seks pranikah? Penyebabnya karena kurangnya pendidikan seks kepada anak dan remaja.


Dari kasus di atas, kita dapat mengetahui pentingnya pemahaman akan pendidikan seks usia dini dimana hal ini kurang diperhatikan orang tua pada masa kini sehingga menyerahkan semua pendidikan termasuk pendidikan seks pada sekolah. Juga bagaimana bentuk-bentuk pengajaran tentang perbedaan laki-laki dan perempuan dalam lingkungan sekolah. Padahal yang bertanggungjawab mengajarkan pendidikan seks di usia dini adalah orang tua, sedangkan sekolah hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi kepada si anak. 

Kenapa?


Pendidikan sexs termasuk didalamnya tentang bagaimana bisa mengenali alat reproduksi, perbedaan alat reproduksi dan perubahan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan, bagaimana menjaga kebersihan organ intim sampai perubahan spesifik secara fisik yang akan terjadi (nanti) ketika beranjak remaja. 


Pendidikan seks juga mencegah perilaku seks bebas, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, pemerkosaan, hingga penularan penyakit seksual.

Penting Untuk Potensi Diri Anak


Pendidikan seks yang ditanamkan sejak dini akan mempermudah anak dalam mengembangkan potensi dirinya, meningkatkan harga dan kepercayaan diri, memiliki kepribadian yang sehat, dan penerimaan diri yang positif serta pertahanan diri dari marabahaya. Di sinilah peran orang tua benar-benar penting dan menentukan, karena merekalah yang paling mengenal diri dan kebutuhan anaknya. Orang tua adalah yang lebih mengetahui perubahan dan perkembangan anak setiap saat. Di samping juga orang tua yang paling dekat dan memahami karakter anaknya. Dengan demikian orang tua bisa memberi pendidikan seks secara alamiah sesuai tahapan-tahapan perkembangan anak yang menjadi tanggungannya.

Kurangnya pengetahuan tentang seks bisa menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan pada usia dini. Akibatnya, bisa membuat anak melakukan aborsi tidak aman dan berujung pada peningkatan risiko kematian ibu. Bisa dibayangkan jika anak melahirkan seorang anak karena menikah dini akibat kehamilan yang terjadi karena pergaulan bebas. Kondisi Rahim yang belum siap/matang akan dapat membahayakan ibu dan janinnya. 

Jangan Tungggu dan Jangan Berbohong


Jadi, setiap orang tua wajib untuk memahami pendidikan sexs ini sedari awal agar dapat mengedukasi anak sejak dini. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang akan menjadi tempat anak belajar sebelum lingkungan lainnya. Diharapkan, anak dapat memiliki pengetahuan yang lebih agar terhindar dari pergaulan bebas yang membahayakan/menjerumuskannya ke hal-hal yang negatif. Jadi jangan menunggu sampai anak bertanya, orang tua (kalian) pasti sudah paham kapan kira-kira anak siap untuk mendapat pendidikan sexs ini. Tentunya diberikan secara bertahap pada usia tertentu sampai masa remaja. Jangan sampai berbohong atau mengarang cerita, misalnya tidak boleh orang asing memegang organ tubuh tertentu nanti bisa hamil atau pegangan tangan bisa hamil. Tentu ini tidak baik kedepannya. Sehingga, walaupun kamu tidak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, segudang informasi bisa diakses dengan mudah serta lengkap di internet. 


Terbuka dan Dekat dengan Anak


Sebagai orang tua terutama ibu diharapkan bisa berperan penuh untuk menjadi terbuka sehingga anak dengan leluasa dapat bercerita dan bertanya sehingga dalam memberikan pendidikan ini akan lebih mudah. Tidak terasa bahwa kalian sebenarnya sedang mengedukasi anak. Ditambah lagi, dengan mengenal karakter anak lebih jauh, kalian bisa menyampaikan pendidikan sexs ini dengan permainan, lagu atau dengan cerita/dongeng, mengobrol santai setelah pulang kerja atau lainnya sesuai kesukaan anak. Jadi, jangan sampai karena saking sibuknya kerja, anak jadi merasa canggung/jauh dengan orang tua sendiri. Jika kalian sudah memutuskan memiliki anak, bahkan lebih dari satu harusnya sudah siap dengan konsekuensinya untuk pintar membagi waktu agar tetap mengawasi serta mengikuti perkembangan anak. 

Edukasi Secara Bertahap


Pengenalan seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai anatomi tubuh. Kemudian meningkat pada pendidikan mengenai cara berkembangbiak makhluk hidup, yakni pada manusia dan binatang. Nah, kalau sudah tahu, orangtua dapat memberi tahu apa saja dampak-dampak yang akan diterima bila anak begini atau begitu.

Salah satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada anak dapat dimulai dengan mengajari mereka membersihkan alat kelaminnya sendiri. Dengan cara mengajari anak untuk membersihkan alat genitalnya dengan benar setelah buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB), agar anak dapat mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Pendidikan ini pun secara tidak langsung dapat mengajarkan anak untuk tidak sembarangan mengizinkan orang lain membersihkan alat kelaminnya.

Nahh memang sebenarnya aku belum berpengalaman secara langsung (iyalah orang belum punya anak haha). 

Tetapi aku sering mengisi waktu luang untuk berbagi tentang pendidikan sexs ini kepada para ibu di desa binaan kami dan juga kepada anak-anak sambil mengobrol santai. Kadang sambil bermain tebak-tebakan yang membuat anak antusias untuk mengulang sampai paham betul. Para ibu binaanku juga kerap kali menanyakan secara langsung maupun lewat pesan singkat/telfon terkait hal ini. Jadi menurut aku walaupun kalian belum berkeluarga/memiliki anak, memiliki pengetahuan lebih tentang ini tentu saja bisa bermanfaat buat kalian kedepannya dan orang lain. 

Berbekal ilmu sewaktu kuliah dan beberapa bacaan (tidak berat), karena sesungguhnya pendidikan sexs seperti ini sangat dekat dengan kita dan sederhana serta bisa disampaikan dengan cara-cara menarik. Menurut aku pribadi sebagai ibu dan para calon ibuwajib memiliki pengetahuan lebih tentang ini, agar anak bisa melindungi dirinya sendiri sehingga kita sebagai orang tua pun akan merasa tenang ketika anak memasuki dunia diluar lingkungan keluarga. 


Yuk jadi calon orang tua cerdas agar dapat melahirkan serta mendidik generasi penerus bangsa yang cerdas pula… 

Memberi pendidikan seks, anak dapat melindungi organ intimnya dan tahu bagaimana cara bergaul yang sehat. 



You Might Also Like

0 komentar

Paling Banyak Dibaca

Subscribe