Perjalanan bersama Trio Rajawali di Sarawak, Malaysia VTIC4

Minggu, Januari 03, 2016


Mendidik Tidak Hanya Tugas Para Guru, Karena Mendidik Mengajarkamu Untuk Bahagia.

Salah satu anggota Trio Rajawali (Widia, VTIC4)

“Semua orang dapat menjadi pendidik namun tidak banyak orang yang mau mendidik dengan hati diwilayah terpencil, diujung negeri mereka membutuhkan kita untuk membantu mereka mewujudkan cita-cita yang nyaris tenggelam”
Saya percaya bahwa orang tidak dapat hidup tanpa mimpi dan jika kerasnya hidup memaksa mimpi untuk tak terwujud maka apalah arti sebuah hidup ini. Saya memilih untuk mengajar dengan hati, dinegeri seberang dimana anak-anak menunggu untuk diberikan pendidikan dengan hati yang tulus, anak-anak ini adalah adik-adik kita, saya menganggap adik walaupun mereka tidak dilahirkan dari Rahim ibu saya. Saya bukan seseorang dari berlatarbelakang seorang pendidik, saya juga bukan seseorang yang dilahirkan dari sosok ibu yang berprofesi sebagai guru. Namun apalah arti itu semua karena jika kamu mau maka apapun pengetahuan yang kamu punya akan selalu bermanfaat bagi seseorang saat kamu ingin membaginya secara tulus dan ikhlas. Mengapa saya sebut ini sebagai suatu hal yang dilakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas ? Karena disinilah saya dapat menemukan arti sebuah pengabdian, pengabdian yang tidak hanya memberikan saya pengertian mendalam sebuah toleransi, arti hidup dan selalu bersyukur akan nikmat Tuhan.
Saya mengikuti seleksi dengan penuh semangat dan akhirnya berangkat untuk mengabdikan diri demi memberikan secercah harapan akan kehadiran kami disana untuk mereka. Kurang lebih sebulan sebuah perjalanan penuh arti saya lalui bersama dua wanita tegar, Devita dan Linda. Sosok yang mengajarkan saya banyak hal dan membimbing saya untuk mengetahui hal-hal baru. Yaa bukan hanya saya yang mendidik adik-adik disana namun perjalanan saya mengabdi disana mendidik saya pula menjadi orang dengan pengetahuan baru.

Teman-teman lain menjuluki kami sebagai Trio Rajawali dengan berbagai kisah yang kami lalui selama mengajar di Ladang Same Darby Rajawali. Sebuah perusahaan Kelapa Sawit di Sarawak, Malaysia.
(Devita, Widia dan Linda ; Trio Rajawali)

Temanku yang baik hati…

Sebagai seorang mahasiswa semester 4 kala saya mengikuti program pengabdian ini di negeri seberang, Sarawak Malaysia yang saya pikirkan adalah bagaimana saya dapat memberikan yang terbaik bagi mereka walaupun saya tidak pernah belajar cara mendidik yang baik sebelumnya. Saya hanya mahasiswa semester 4 yang belajar lebih banyak tentang dunia kesehatan seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dan saya berpikir bahwa ada sesuatu yang saya miliki untuk saya bagi dengan mereka. Setahun sebelum pendaftaran untuk mengabdi di Sarawak ini saya sudah mulai membaca dan mengikuti perkembangan program ini melalui website dan bertanya kepada beberapa alumni VTIC 3.
VTIC Foundation adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan kemanusiaan dengan fokus utama peningkatan kualitas SDM anak-anak TKI di Sarawak, Malaysia (vticupdate.com).Tujuan VTIC Foundation adalah mencerdaskan anak bangsa dan memberantas buta aksara pada anak-anak TKI yang berada di luar Indonesia. Sungguh tujuan yang sederhana namun berharap dapat memberikan hal terbaik bagi adik-adik kita yang masih berstatus warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Sebagai seseorang yang berstatus kewarganegaraan Indonesia maka berarti adik-adik kita disana tidak dapat mengenyam pendidikan di sekolah formal sehingga mereka belajar di sekolah non-formal yang disediakan oleh perusahaan. Setiap perusahaan memiliki fasilitas belajar yang berbeda dan Rawajali salah satu perusahaan yang cukup baik menyediakan fasilitas belajar walaupun dengan guru yang hanya tamat SMA.

Seseorang yang tamat SMA saja mau mengajar disana dengan tulus mengapa kamu yang menjelang bergelar Sarjana enggan untuk mengabdi ? bukannya Tri Dharma Perguruan Tinggi mengajarkan kita untuk berkontribusi kepada masyarakat ?
Pernahkah kamu bertanya pada diri sendiri, apa yang sudah kamu berikan pada lingkunganmu selama kamu menyandang gelar mahasiswa ?

Temanku yang bersemangat…

Dengan segudang prestasi yang kamu miliki pernahkah kamu merasa bahagia ? jika kebahagianmu cukup dengan prestasi yang memperkaya diri maka pandangan kita tentang bahagia sungguh berbeda.
Saya menemukan sebuah arti kebahagiaan yang berbeda di Rajawali, sebuah desa di Sarawak Malaysia. Saya bukan dari keluarga yang kaya namun saya sangat bersyukur dengan segala anugerah yang diberikan kepada saya karena masih dapat belajar di sekolah formal bahkan kuliah di Universitas Negeri di Indonesia.
Setiap pagi saya sudah bangun dan bersiap untuk mengajar anak-anak di Rajawali yang dibagi menjadi tiga kelompok kelas. Kelompok 1,2,3 SD, Kelompok 4,5,6 SD dan Kelompok SMP.
Kami bertiga selalu membagi diri untuk mengajar dengan sistem bergantian untuk masing-masing kelas. Mengingat karakter saya yang tidak begitu suka mengajar di kelas 1,2,3 SD maka Linda sosok perempuan luar biasa senantiasa mengalah dengan saya. Kami mengajarkan mata pelajaran seperti bagaimana sekolah formal berikan namun kami mengajar dengan menyelipkan nilai budaya dan memperkenalkan Indonesia dan cinta tanah air kepada mereka.
(Upacara bendera 17 Agustus 2015 di Rajawali, Sarawak Malaysia)


Sebagai seseorang yang mengetahui tentang kesehatan, walaupun saya bukan ahlinya namun saya mengajarkan hal-hal dasar dalam menjaga kesehatan kepada mereka disela-sela jam istirahat dan membantu dr. Iqbal seorang dokter muda yang mengabdikan diri bersama kami untuk memberikan pemerikasaan kesehatan bagi anak-anak di Sarawak, malaysia.
(Mengenalkan cara menggosok gigi yang baik dan benar)


(Membantu dr. Iqbal melakukan pemeriksaan kesehatan)

Tentu mendidik dengan hati yang tulus ikhlas bukan pekerjaan yang mudah. Ditambah lagi dengan fasilitas yang ada di tempat mengajar kami tidaklah selengkap di Indonesia. Devita menyebut saya sebagai seseorang yang sangat fanatik dengan kesehatan. Yaa saya biasa mandi tiga kali dalam sehari dan berolahraga setiap pagi. Namun kondisi ini tidak saya temukan di Rajawali, keadaan air yang terbilang tidak terlalu bersih dan lingkungan yang panas tidak membuat saya mengeluh namun membuat saya bersyukur betapa hidup saya lebih beruntung dari pada mereka di desa tersebut. Kami memilih bermain sepak bola untuk menjaga tubuh tetap sehat. Inilah yang membuat saya bangga dengan anak-anak disini. Dengan fasilitas yang tidak memadai tidak mengurungkan niat mereka untuk terus belajar dan bersemangat untuk sekolah
(Bermain sepak bola bersama anak-anak di sore hari)
Temanku yang budiman…

Hal yang membuatmu berbeda adalah apa yang kamu lakukan pada hidupmu setiap harinya. Kamu tidak harus mengubah dunia untuk menjadikan tempat hidupmu menjadi lebih baik. Namun ubahlah diri agar menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan dapat bersama-sama kita ciptakan perubahan yang kita inginkan. Pendidikan adalah salah satu indikator penting bagi kemajuan bangsa. SDM yang berkualitas adalah sesuatu yang dapat menjadikan negara ini menjadi lebih baik lagi. Sebagai seorang yang memahami ini maka ambillah peran untuk berkontribusi kepada masyarakat. Hal sekecil apapun yang kamu lakukan akan dapat memberikan dampak bagi mereka. Mengabdi bersama VTIC akan memberikan kamu pengalaman yang tidak akan kamu lupakan selama hidupmu. Karena VTIC bukan hanya memberikan pembelajaran mengenalkan Indonesia lebih jauh kepada generasi penerus bangsa namun merupakan rumah bagi penggerak perubahan. Jadilah bagian dari rumah ini dan mari kita ciptakan perubahan itu bersama-sama. Karena bersama maka kita dapat melangkah lebih jauh.

You Might Also Like

0 Comments

Paling Banyak Dibaca

Subscribe